Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Baja Jembatan Laut Terpanjang di Dunia Setara dengan 60 Menara Eiffel
25 Oktober 2018 7:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Selasa (23/10), jadi hari bersejarah bagi China. Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Makau mulai beroperasi hari itu dan diresmikan langsung oleh Presiden China Xi Jinping di Kota Zhuhai.
ADVERTISEMENT
Terletak di salah satu lintasan kapal paling sibuk di dunia, Greater Bay Area Hong Kong, jembatan sepanjang 55 kilometer ini mulai dibangun sejak 2009 dengan investasi 20 miliar dolar AS atau setara Rp 304 triliun.
Jembatan ini dirancang untuk menghubungkan China daratan dengan daerah otonomi khusus Hong Kong dan Makau, serta sembilan kota lainnya. Selain itu, infrastruktur ini juga dipuji kemampuannya dalam menghubungkan sekitar 68 juta orang di daerah-daerah yang dilewatinya.
Science Alert melaporkan, jembatan ini juga diklaim mampu bertahan dalam menghadapi gempa 8 SR, super typhoon, hingga tabrakan kapal kargo raksasa.
Hal Menarik
Hal yang menarik dari Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Makau adalah konstruksi jembatan ini membutuhkan sekitar 420 ribu ton baja. Jumlah ini cukup untuk membangun sekitar 60 Menara Eiffel di Paris, Prancis.
ADVERTISEMENT
Selain itu dengan panjang sekitar 55 kilometer, maka jembatan ini 20 kali lebih panjang dari Jembatan Golden Gate di San Fransisco, AS, yang memiliki panjang 2.373 meter.
Kontroversi
Proyek raksasa ratusan triliun rupiah ini tak lepas dari kontroversi. Di balik kemegahannya, Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Makau menyimpan beberapa masalah, misalnya kasus pemalsuan laporan hasil uji beton oleh 19 staf laboratorium dari pihak kontraktor yang dilaporkan South China Morning Post.
Selain itu, Business Insider juga melaporkan bahwa sembilan pekerja meninggal dan lebih dari 200 mengalami cedera selama pembangunan.
Di samping itu, ada juga kekhawatiran atas stabilitas jembatan, setelah munculnya foto beton penahan ombaknya tampak terendam air. Namun pemerintah mengatakan struktur itu memang dimaksudkan untuk terendam sebagian.
Lalu ada juga masalah lingkungan yang disebabkan oleh jembatan ini. Para ahli lingkungan mengkhawatirkan bahwa jembatan mengancam kehidupan lumba-lumba putih China.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan LA Times, dulu area tempat Pearl River bertemu Laut China Selatan merupakan daerah suaka bagi spesies tersebut. Tapi populasi lumba-lumba itu dilaporkan semakin berkurang sejak pembangunan jembatan dimulai.