Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Bakteri Pemakan Daging Serang Mata Seorang Perempuan di AS
26 November 2019 8:36 WIB
Diperbarui 11 Desember 2019 19:07 WIB

ADVERTISEMENT
Kasus terkait bakteri pemakan daging tampaknya semakin sering terjadi di beberapa wilayah di dunia. Kasus terbaru menyerang mata seorang perempuan hingga menyebabkan infeksi di rongga matanya.
ADVERTISEMENT
Kasus yang dilaporkan dalam The Journal of Emergency Medicine pada 7 November 2019 menjelaskan, wanita berusia 58 tahun yang tidak disebutkan namanya itu dilarikan ke ruang gawat darurat setelah lima hari mengalami sakit mata, rongga matanya membengkak, serta mengeluarkan nanah.
Awalnya dokter mengira wanita itu menderita selulitis, infeksi bakteri kulit dan jaringan di daerah mata. Namun, kondisinya semakin memburuk meski dokter telah memberinya antibiotik.
Tim medis kemudian mencurigai pasien menderita penyakit yang lebih serius, yakni necrotizing fasciitis, infeksi yang bisa menghancurkan jaringan kulit dan otot, serta dengan cepat bisa menyebar di dalam tubuh.
Menurut peneliti studi kasus, infeksi yang ditimbulkan oleh jenis bakteri pemakan daging ini sangat jarang terjadi. Necrotizing fasciitis di rongga mata juga masih sedikit yang tercatat dalam literatur medis.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, sampel jaringan yang diambil dari rongga mata pasien yang dikenal secara medis sebagai orbit menunjukkan, bahwa ia menderita orbital necrotizing fasciitis. Dia terinfeksi oleh bakteri methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Streptococcus pyogenes.
“Saya belum pernah melihat kasus seperti ini sebelumnya. Mungkin sekali selama karier saya,” ujar Dr. Ryan Walsh, rekan penulis studi yang merupakan asisten profesor di Departemen Pengobatan Darurat di Vanderbilt University Medical Center di Tennessee, AS.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), meski jarang terjadi, seseorang bisa terkena necrotizing fasciitis ketika bakteri memasuki tubuh melalui luka di kulit, termasuk luka goresan, luka bakar, dan luka operasi.
Dipaparkan oleh University of Iowa, necrotizing fasciitis ini paling sering terjadi di tungkai (kaki) atau dinding perut. Suplai darah yang cukup banyak di bagian wajah dan mata umumnya bisa membantu mengurangi risiko terkena infeksi bakteri ini. Sebab, bakteri cenderung berkembang di lingkungan rendah oksigen dengan suplai darah yang kurang.
ADVERTISEMENT
Ketika kasus orbital necrotizing fasciitis benar-benar terjadi, mereka biasanya terlihat saat seseorang telah melakukan operasi, atau menyerang orang dengan kondisi tubuh yang lebih rentan terhadap bakteri, seperti pengidap diabetes.
Dalam kasus ini, tidak jelas bagaimana si wanita bisa terkena infeksi bakteri pemakan daging. Namun, ia mengaku telah meminum obat rheumatoid arthritis yang bisa membuat sistem kekebalan tubuhnya melemah dan meningkatkan risiko terkena infeksi parah.
Terlepas dari itu semua, menurut CDC, infeksi ini bisa berakibat fatal. Sepertiga atau 12 persen pasien dengan necrotizing fasciitis dilaporkan meninggal karena infeksi parah.
Sementara nasib si pasien dikabarkan harus menjalani beberapa kali operasi untuk memperbaiki jaringan yang rusak pada matanya. Perempuan ini juga diobati dengan antibiotik untuk membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi.
ADVERTISEMENT
Usai dirawat selama 13 hari di rumah sakit, wanita itu dikabarkan mulai pulih dan keluar dari rumah sakit dalam kondisi stabil. Beruntung dia tidak kehilangan penglihatannya.