Bangsa Romawi Kuno Impor Kayu dari Prancis untuk Bangun Vila di Italia

6 Desember 2019 21:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bongkah kayu. Foto: derRenner/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bongkah kayu. Foto: derRenner/Pixabay
ADVERTISEMENT
Sebuah vila Romawi kuno terbuat dari kayu impor telah ditemukan di bawah kota Italia. Kayu-kayu yang menjadi konstruksi bangunan itu ditemukan dengan kondisi sangat baik, dan diduga didapat dari tempat yang sangat jauh dengan jarak 1.600 kilometer.
ADVERTISEMENT
Kondisi kayu yang terpelihara ini jarang sekali terjadi karena pada dasarnya sifat kayu sangat mudah terdegradasi. Hal itu memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti lebih dalam kayu-kayu tersebut, termasuk memahami rute perdagangan yang terjadi 2.000 tahun lalu.
“Serambi itu adalah bagian dari vila Romawi yang mewah. Terdapat mosaik dan kolam, serta seperti yang selalu terjadi di Roma, banyak lapisan bangunan dan konstruksi yang berbeda,” ujar Mauro Bernabei, Dewan Riset Nasional Italia kepada Newsweek.
Situs ditemukan selama penggalian arkeologis di Metro Roma antara tahun 2014 dan 2016. Pascapenemuan, Bernabeil bersama timnya kemudian tertarik untuk meneliti lebih jauh 24 papan kayu yang ditemukan di lokasi. Awalnya, mereka hanya ingin mengidentifikasi jenis dan umur pohon. Tim lantas melakukan serangkaian penelitian melalui metode penanggalan cincin-pohon.
Kayu yang dipakai untuk konstruksi bangunan vila Romawi Kuno. Foto: Bernabei AT/Journal PLOS ONE
Alih-alih mendapatkan hasil yang diinginkan, tim justru membandingkan cincin pohon dengan pohon lain yang ada di Eropa. Dari situ mereka sadar bahwa pohon ini ternyata berasal dari lokasi lain, yakni di Pegunungan Jura di Prancis timur. Jarak situs dengan Pegunungan Jura ditaksir mencapai 1609 kilometer. Lebih dari itu, tim menemukan fakta bahwa pohon ditebang antara tahun 40 hingga 60 Masehi.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat senang ketika kami menemukan asal-usul kayu. Kami sangat terkejut. Hingga saat ini belum diketahui transportasi macam apa untuk mengirim kayu panjang ini,” papar Barnabeil.
Ia menambahkan, untuk mengirim kayu-kayu tersebut, maka benda itu harus diangkat oleh hewan ke alat transportasi, kemudian melintas sungai Saone dan Rhone, bergerak melintasi Laut Mediterania hingga Sungai Tiber dan tiba di pusat kota Roma.
Menurut riset yang rilis di jurnal PLOS ONE ini, Romawi kuno memang dikenal dengan gaya arsitekturnya yang menarik. Ada banyak penelitian tentang bagaimana mereka menggunakan beton yang dilapisi abu vulkanik agar mencegah keretakan pada konstruksi bangunan. Teknik bangunan yang canggih membuat bangunan-bangunan Romawi seperti Pantheon dan Colosseum bertahan sangat lama.
Peninggalan Romawi, Koloseum. Foto: Katitjuntja via pixabay
Dengan memahami kayu yang dipakai untuk konstruksi bangunan diharapkan bisa membantu para peneliti untuk mengetahui ekonomi dan jalur perdagangan kekaisaran Romawi kuno. Lebih dari itu, penemuan fakta terkait asal usul kayu menunjukkan bahwa orang-orang Romawi berupaya membuat bangunan dengan produk berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
“Mengingat impor kayu dengan jarak lebih dari 1600 kilometer, dibutuhkan perjalanan dan transportasi yang sulit dengan semua rintangan yang menghadang. Kayu-kayu melayang di sungai dan mengirimnya melintasi laut, para pekerja logistik dari orang-orang Romawi ini pasti tanggung,” kata Barnabeil.
“Saya berharap penelitian ini membuka perspektif baru untuk studi kayu dalam arkeologi, khususnya di Roma, di mana kekayaan di sana meninggalkan sisa-sisa kayu sebagai bahan terbengkalai dari kepentingan sekunder.