Banjir Jakarta, Mal Cipinang Indah

Banjir Datang, Waspada Penyebaran Penyakit Leptospirosis

2 Januari 2020 7:46 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang mengevakuasi barang dagangannya yang terendam banjir di Mal Cipinang Indah, Jakarta Timur, Rabu (1/1). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang mengevakuasi barang dagangannya yang terendam banjir di Mal Cipinang Indah, Jakarta Timur, Rabu (1/1). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Banjir menerjang sejumlah wilayah di Jabodetabek. Banyak lokasi mulai dari Kebon Jeruk, Jati Padang, Jatiwaringin, Cipinang, Depok, Bogor, hingga Vila Nusa Indah di Bekasi, yang mengalami banjir pada Rabu (1/1).
ADVERTISEMENT
Akibatnya, ratusan rumah warga tergenang air dan ribuan orang terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Menurut catatan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), hingga saat ini sudah ada 9 orang yang meninggal dunia akibat bencana banjir ini. Cuaca ekstrem dengan intensitas hujan yang sangat tinggi menjadi penyebab terjadinya banjir di beberapa daerah tersebut.
Selain memakan korban jiwa dan menelan kerugian material, banjir juga kerap mendatangkan berbagai masalah penyakit, salah satunya adalah leptospirosis, yakni penyakit yang berasal dari urine atau air kencing tikus.
Petugas SAR menggunakan perahu karet mengevakuasi korban banjir di Perumahan Jati Bening Permai, Bekasi, Rabu (01/01). Foto: ANTARA FOTO/Saptono
Dipaparkan Kementerian Kesehatan RI, secara umum leptospirosis diartikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang ada di dalam urine binatang, seperti tikus, kucing, anjing, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Saat musim hujan tiba, penyebaran bakteri leptospira ini akan semakin meningkat karena terjadi perubahan lingkungan, seperti banyaknya genangan air, kondisi jalan yang becek dan berlumpur, serta timbunan sampah yang memudahkan bakteri untuk berkembang biak.
Infografis langkah aman saat banjir Foto: Iqbal Maulana/kumparan
Apalagi saat banjir melanda. Ketika air kencing tikus yang mengandung bakteri leptospira terbawa arus dan masuk rumah atau lingkungan sekitar, tidak menutup kemungkinan bakteri ini akan masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terluka, selaput lendir mata, dan hidung.
Dilansir Antara, menurut Yudira Amelia, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, bakteri leptospira ini bisa masuk melalui luka di tubuh, bahkan luka kecil sekalipun. Seperti misalnya luka karena menggunting kuku atau luka lecet di kulit.
Warga melintasi banjir di Jl Perindustrian, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ketika seseorang terkena penyakit leptospirosis, mereka akan mengalami beberapa gejala seperti demam, sakit kepala, badan lemas, mata merah, kekuningan pada kulit, dan nyeri otot. Jika dibiarkan, penyakit ini bisa berakibat fatal bahkan berujung pada kematian. Maka membawa pasien ke puskesmas atau rumah sakit terdekat adalah hal yang paling penting dalam menangani leptospirosis.
ADVERTISEMENT
Adapun sebagai cara pencegahan agar terhindar dari penyakit leptospirosis, kunci utamanya adalah meningkatkan kebersihan tubuh dan lingkungan. Seperti mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun setelah beraktivitas, memakai sepatu bot saat berada di area banjir, dan membersihkan rumah dari genangan air setelah banjir surut.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten