Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Perseverance, pesawat tak berawak milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk misi ke Mars 2020, direncanakan bakal mendarat di Kawah Jezero di Planet Merah itu pada 18 Februari 2021. Kendaraan luar angkasa ini diprogram untuk mengumpulkan sampel bebatuan dan tanah dalam rangka meneliti kehidupan purba di sana.
ADVERTISEMENT
Untuk misi ini, para ilmuwan NASA tengah mempersiapkan kemungkinan sampel tersebut telah terpapar virus “alien” yang membentuk kehidupan di Mars. Sebagai antisipasi, bebatuan dan tanah yang dibawa ke Bumi bakal didisinfektan dengan cara pemanggangan sampel pada suhu panas sebelum para ilmuwan dapat mempelajarinya.
Seperti dilaporkan New York Post, virus yang berada di Mars bisa sama berbahayanya dengan Ebola. Oleh karena itu, protokol karantina dan sterilisasi benda maupun manusia dari Mars wajib dilakukan, bahkan jika kemungkinannya kecil.
Profesor aeronautika dan astronautika Stanford University, Scott Hubbard, mengatakan kepada Stanford News bahwa "perlindungan planet" untuk Bumi harus menjadi yang terpenting ketika menyambut kembali siapa pun atau apa pun dari Mars.
"Menurut pendapat saya, dan komunitas sains, kemungkinan batuan dari Mars yang berusia jutaan tahun akan mengandung bentuk kehidupan aktif yang dapat menginfeksi Bumi sangat rendah," kata Hubbard.
ADVERTISEMENT
"Tapi sampel (Mars) yang dikembalikan oleh (NASA) akan dikarantina dan diperlakukan seolah-olah mereka adalah virus Ebola sampai terbukti aman," lanjutnya.
Adapun terkait rencana NASA untuk mengirim manusia ke Mars pada awal 2035, para astronaut juga akan menjalani masa karantina sekembalinya ke Bumi.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
***
Yuk! Bantu donasi atasi dampak corona.