Batu Ruby Usia 2,5 Miliar Tahun Ungkap Bukti Kehidupan Purba

2 November 2021 11:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah batu ruby yang terbentuk di kerak Bumi sejak 2,5 miliar tahun ini menyimpan informasi kehidupan purba. Foto: Dok. Universitas Waterloo
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah batu ruby yang terbentuk di kerak Bumi sejak 2,5 miliar tahun ini menyimpan informasi kehidupan purba. Foto: Dok. Universitas Waterloo
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan menemukan jejak kehidupan purba di dalam sebuah batu ruby yang terbentuk di kerak Bumi selama 2,5 miliar tahun lalu. Batu berharga itu berasal dari Greenland.
ADVERTISEMENT
Tim ahli geologi dari Universitas Waterloo di Kanada mengidentifikasi residu dari bentuk karbon murni bernama grafit yang terperangkap di dalam batu mulia tersebut. Kehadiran grafit itu kemungkinan besar berasal dari sisa-sisa beberapa mikroorganisme purba dan ganggang ketika Bumi dalam kondisi kekurangan oksigen di atmosfernya.
"Kehadiran grafit juga memberi kita lebih banyak petunjuk untuk menentukan bagaimana batu ruby terbentuk di lokasi ini, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan secara langsung berdasarkan warna dan komposisi kimia batu ruby," jelasnya, seperti dikutip Live Science.
Ruby atau batu delima merupakan variasi dari mineral korundum, bentuk kristal dari aluminium oksida. Ia terbentuk di bawah panas dan tekanan kuat di batas tektonik Bumi, di mana subduksi tektonik dan tabrakan menciptakan lingkungan yang dibutuhkan untuk terbentuk.
ADVERTISEMENT
Batu-batu itu meresap dengan rona dalam berkat kehadiran unsur langka kromium. Semakin banyak kromium, semakin merah delima batunya.
Layaknya mineral pada umumnya, ruby bervariasi dalam kemurnian dan kejernihannya. Proses pembentukan dapat menyebabkan adanya ketidakmurnian, atau inklusi, di dalamnya. Kondisi itu membuat batu tidak cocok untuk dijadikan perhiasan, tapi tetap 'bernilai' di mata ilmuwan untuk diteliti dalam kacamata sains.
Untuk memahami lebih dalam proses pembentukan mineral korundum, Yakymchuk dan tim mempelajari salah satu deposit mineral tertua yang diketahui ada di Greenland, yakni ruby.
Ketika sampel diteliti, mereka menemukan inklusi grafit. Mineral ini dapat terbentuk secara abiotik melalui proses kimia dan mineral, namun ia juga bisa menjadi biomarker, zat terukur dalam organisme, yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk membedakan perbedaannya adalah dengan menentukan isotop karbon yang merupakan bentuk unsur sama dengan jumlah neutron yang berbeda di dalam inti. Itu mengapa massa atomnya berbeda.
Dari komposisi isotop dalam atom karbon, tim menemukan bahwa grafit dalam ruby ​​​​adalah karbon-12, isotop alami paling ringan dari karbon stabil di Bumi. Isotop ini diketahui paling banyak ditemukan di Bumi, dan juga terdapat pada organisme hidup.
Batu Ruby yang berasal dari 2,5 miliar tahun lalu. Foto: University of Waterloo
Usia batu ruby yang sudah diketahui membantu para peneliti untuk mempersempit asal usul organik tersebut, mengingat kehidupan di Bumi pada 2,5 miliar tahun lalu sangat terbatas.
"Materi hidup lebih cenderung terdiri dari atom karbon yang lebih ringan karena membutuhkan lebih sedikit energi untuk dimasukkan ke dalam sel," tambah Yakymchuk.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan peningkatan jumlah karbon-12 dalam grafit ini, kami menyimpulkan bahwa atom karbon pernah hidup purba, kemungkinan besar mikroorganisme mati seperti cyanobacteria."
Temuan ini juga menuntun peneliti ke sejumlah petunjuk tentang bagaimana batu ruby bisa terbentuk. Korundum diketahui tidak terbentuk di lingkungan yang memiliki terlalu banyak silika.