Batu Tertua Bumi Ditemukan di Bulan, Bagaimana Bisa?

27 Januari 2019 19:22 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Big Bertha, batu tertua Bumi yang ditemukan di Bulan. (Foto: USPR)
zoom-in-whitePerbesar
Big Bertha, batu tertua Bumi yang ditemukan di Bulan. (Foto: USPR)
ADVERTISEMENT
Para peneliti mengklaim berhasil menemukan sebuah batu yang mungkin merupakan batu tertua di dunia. Uniknya, temuan ini ditemukan pada sampel batuan yang dibawa dari Bulan oleh para astronaut misi Apollo 14, sekitar 50 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Pada sampel batu yang diberi nama Big Bertha itu, tim peneliti menemukan bukti bahwa ia berasal dari Bumi. Big Bertha mengandung kuarsa, feldspar, dan zirkon. Mineral-mineral tersebut langka di Bulan, namun banyak ditemukan di Bumi.
Hasil analisis kimianya, yang telah dipublikasikan di jurnal Earth and Planetary Science Letters, menemukan bahwa Big Bertha terbentuk di suatu lokasi yang punya temperatur mirip Bumi.
Lantas, kalau memang terbentuk di Bumi, bagaimana bisa ia sampai ke Bulan? Apakah alien membawanya?
Ilustrasi perbandingan jarak Bumi dan Bulan dahulu dan sekarang.  (Foto: LPI/David A. Kring)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbandingan jarak Bumi dan Bulan dahulu dan sekarang. (Foto: LPI/David A. Kring)
Tentu saja tidak, menurut penjelasan para peneiti, Big Bertha "terlontar" dari Bumi sekitar 4 miliar tahun lalu, ketika ada sebuah asteroid atau komet menghantam Bumi yang waktu itu masih lumayan muda, usianya masih sekitar 540 juta tahun.
ADVERTISEMENT
Kala itu posisi Bulan tidak seperti sekarang, yang jarak rata-ratanya sekitar 384 ribu kilometer dari Bumi. 4 miliar tahun lalu posisi Bulan tiga kali lipat lebih dekat ke Bumi, menjadikannya punya potensi besar menangkap batu-batu yang terlontar sebegitu hebatnya dari Bumi.
"Ini adalah temuan luar biasa yang membantu menggambarkan dengan lebih baik keadaan awal Bumi dan hantaman benda angkasa yang membentuk planet kita di awal kehidupan," ujar David Kring, peneliti ilmu bumi dan planet di Lunar and Planetary Institute, sekaligus anggota tim peneliti, dikutip dari Science Alert.
Ada temuan unik lainnya dari hasil analisi kimia tim peneliti. Berkat adanya zirkon, mereka berhasil menemukan usia dari Big Bertha, yakni sekitar 4 hingga 4,1 miliar tahun lalu. Tapi ia terbentuk di kedalaman 20 kilometer di dalam Bumi sebelum akhirnya terlempar hingga ke luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Ketika sampai di Bulan, ada bagian dari batu tersebut yang meleleh dan akhirnya terkubur di sana hingga akhirnya ia muncul kembali 26 juta tahun lalu. Kemunculannya diduga akibat hantaman meteor. Kemudian Big Bertha dibawa pulang ke Bumi oleh para astronaut 48 tahun lalu.
Ilustrasi Bumi 4 miliar tahun lalu. (Foto: Simone Marchi via USRA.)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bumi 4 miliar tahun lalu. (Foto: Simone Marchi via USRA.)
Meski begitu, ada kemungkinan Big Bertha memang terbentuk di Bulan. Namun kondisinya dirasa para peneliti agak sulit terjadi di permukaan Bulan.
Para peneliti menjelaskan, jika Big Bertha memang berasal dari Bulan maka ia terbentuk di kedalaman sekitar 30 atau 70 kilometer.
Kepada IFL Science, Kring mengaku bahwa asal usul dari batu tersebut akan menjadi kontroversial. Meski begitu ia dan timnya lebih condong kepada kesimpulan Big Bertha berasal dari Bumi. Pasalnya kondisi permukaan dan bagian dalam Bulan di masa miliaran tahun lalu masih belum banyak diketahui.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, sekarang tidak begitu sulit untuk membuktikan kesimpulan para peneliti ini. Studi lain atas batuan Bulan bisa membantu mengungkap sejarah asli batu ini.