Bayi Penyu Ditemukan Mati dengan 104 Potongan Plastik di Perutnya

5 Oktober 2019 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi penyu dengan plastik kecil dalam perutnya. Foto: Gumbo Limbo Nature Center
zoom-in-whitePerbesar
Bayi penyu dengan plastik kecil dalam perutnya. Foto: Gumbo Limbo Nature Center
ADVERTISEMENT
Sebuah foto yang memperlihatkan seekor bayi penyu mati dengan 104 potongan plastik di dalam perutnya beredar di media sosial Facebook. Foto diunggah oleh pemilik akun bernama Gumbo Limbo Nature Center di Boca Raton, Florida, AS, pada Selasa, 1 Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Dalam unggahannya, terlihat gambar-gambar yang menunjukkan seekor bayi penyu tak bernyawa. Penyu itu berukuran tak lebih dari telapak tangan manusia, dengan potongan-potongan plastik yang ditemukan di dalam saluran pencernaannya.
“Penyu kecil itu menemukan berbagai macam plastik untuk dimakan. Kami menemukan potongan balon, dan bungkus dari bagian luar botol,” ujar Whitney Crowder, koordinator rehabilitasi penyu di Gumbo Limbo Nature Center, kepada South Florida Sun Sentinel.
Menurut Florida Fish and Wildlife Conservation Commission, pantai-pantai di Florida diketahui berfungsi sebagai tempat bersarang lima spesies penyu, yakni penyu tempayan (Caretta caretta), penyu hijau (Cheonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), ridley Kemp (Lepidochelys kempii), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
Semua spesies penyu ini dianggap sebagai hewan terancam punah atau terancam berdasarkan Undang-Undang Spesies Terancam Punah AS. Penyu tempayan adalah spesies paling umum yang ditemukan bersarang di daerah Boca Raton, Florida Selatan.
Anak penyu lekang atau tukik (Lepidochelys olivacea). Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
Menurut Leanne Welch, manajer Gumbo Limbo Nature Center yang telah menyelamatkan dan merehabilitasi penyu dan menyediakan pendidikan ilmu kelautan selama 30 tahun, usai seekor induk penyu tempayan bertelur, telur-telur itu biasanya menetas setelah 60 hari berada di pasir.
ADVERTISEMENT
Bayi-bayi penyu itu kemudian akan keluar di dalam pasir, muncul ke permukaan dan bergerak menuju pantai, menabrak deburan ombak, lalu berenang beberapa kilometer dari lepas pantai menuju rumput laut terapung yang dikenal sebagai sargassum, dan mereka hidup di samudera luas.
Emily Mirowski, Asisten Rehabilitasi penyu di Gumbo Limbo Nature Center, sedang mengeluarkan tumpukan plastik di dalam perut penyu. Foto: Gumbo Limbo Nature Center
Lebih lanjut, kata Welch, bayi-bayi penyu yang tidak berdaya itu kemudian menemukan makanan dan berlindung di rumput laut selama beberapa tahun pertama kehidupan mereka. Ironisnya, di samping udang kecil dan krustasea yang mereka temui di sargassum sebagai sumber makanan, mereka juga menemukan banyak potongan plastik ukuran kecil yang bisa mereka telan.
“Banyak penyu muda ini mati karena impaksi plastik. Plastik menyumbat mereka dan menyebabkan mereka menjadi syok septik. Polusi plastik adalah dunia menyedihkan yang kita tempati sekarang. Kita perlu berbuat lebih banyak,” tulis staf margasatwa dalam kolom komentar menanggapi posting-an tersebut.
ADVERTISEMENT