Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Beda Kata Ahli soal Penyebab Gempa Cianjur, Bukan Sesar Cimandiri?
23 November 2022 11:57 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Danny Hilman Natawidjaja, profesor riset bidang Geologi Gempa dan Kebencanaan di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Kebumian BRIN, mengatakan gempa di Cianjur kemarin bukan disebabkan oleh aktivitas Sesar Cimandiri sebagaimana banyak orang duga.
Danny berpendapat, kemungkinan gempa kali ini disebabkan oleh sesar aktif yang belum dipetakan. Sementara berdasarkan historis, gempa juga pernah terjadi di dekat wilayah Cugenang sekitar tahun 1857 - 1859.
Ke depan, Danny bilang akan melakukan penelitian lebih lanjut supaya nantinya sesar baru ini bisa segera dipetakan untuk meminimalisir kerusakan ataupun korban jiwa di masa depan, jika sewaktu-waktu sesar ini bergeser lagi.
ADVERTISEMENT
“Iya nanti rencananya akan kita lakukan studi. Meskipun mungkin nanti misalnya kita membuat satu patahan baru, satu segmen baru bisa saja kita bilang ini ada segmen baru yang kita masukan ke sistem Sesar Cimandiri, bisa saja. Tapi yang jelas, sesar gempa Cianjur yang sekarang itu belum ada datanya,” ujar Danny kepada kumparanSAINS, Rabu (23/11).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Ir. Ismawan. Ia meragukan penyebab gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,6 di Cianjur dipicu pergerakan Sesar Cimandiri. Salah satu yang mendukung hipotesis tersebut adalah lokasi episenter gempa yang berada jauh dari bentangan Sesar Cimandiri.
“Yang jelas, saya yakin ini bukan bagian dari Sesar Cimandiri, meskipun arahnya sama,” kata Ismawan sebagaimana dikutip di situs resmi Unpad.
ADVERTISEMENT
Dugaan ini juga diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan lebar dari Sesar Cimandiri adalah berkisar 8 - 10 meter. Selain itu, kontur dari Sesar Cimandiri memiliki kemiringan ke arah selatan, sehingga lokasi episenter gempa dengan kedalaman 10 kilometer dipastikan berada di luar jalur sesar tersebut.
Kemungkinan, kata Ismawan, gempa ini diakibatkan oleh pergerakan sesar baru yang belum banyak diketahui orang. Disebut belum diketahui karena bisa jadi jejak-jejak pelurusan sesar tersebut tertutupi oleh beberapa faktor, salah satunya tertutupi endapan gunung api Gunung Gede Pangrango yang ada di dekatnya.
Di lain pihak, peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr. Ir. Amien Widodo MSi., berpendapat gempa di Cianjur terjadi akibat lempeng tektonik yang bergerak dan menekan wilayah Indonesia sejak jutaan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Amien menuturkan, jika dilihat berdasarkan peta, di dekat Cianjur memang terdapat Sesar Cimandiri. Namun, ia meragukan sesar tersebut menjadi penyebab gempa Cianjur kemarin.
"Sesar ini pernah mengguncang Sukabumi pada tahun 2001 silam. Namun, letak sesar yang berada jauh di sebelah utara tempat kejadian dipastikan bukan penyebab dari gempa Cianjur ini,” tuturnya, seperti dikutip Basra (Berita Anak Surabaya) selaku partner kumparan Startup 1001 Media.
Beda pendapat dengan BMKG
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa besar kemungkinan gempa yang berpusat di Cugenang, Cianjur, disebabkan oleh pergerakan sesar Cimandiri. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
"Jadi yang baru saja terjadi pada posisi di sekitar Sukabumi Cianjur, di sekitar daerah tersebut dan merupakan gempa yang diakibatkan oleh patahan geser. Dengan magnitudo 5,6," kata Dwikorita di Gedung DPR, Senayan, Senin (21/11).
ADVERTISEMENT
Senada dengan Dwikorita, Kepala Pusat dan Tsunami BMKG, Daryono, juga menyebut dalam cuitannya di Twitter bahwa gempa yang terjadi di Cianjur pada Senin (21/11) siang kemarin disebabkan oleh pergerakan sesar Cimandiri.
“Gempa Sukabumi-Cianjur Mag.5,6 merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif pada zona sistem Sesar Cimandiri,” tulis Daryono di Twitter, Selasa (22/11).