Bedanya Gejala Flu Biasa dan Omicron, Begini Cara Mengatasinya

6 April 2022 13:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Shutterstock
Belum lama ini, BMKG mengatakan cuaca di Indonesia sedang tidak menentu atau bisa disebut memasuki musim pancaroba. Di musim seperti ini tubuh menjadi rentan terserang penyakit, sehingga masyarakat harus tetap waspada dan menjaga imunitas tubuh.
Perubahan cuaca ini memungkinkan risiko terserang penyakit lebih tinggi, apalagi penyakit musiman seperti flu, batuk, dan pilek. Sialnya, kita belum lepas dari pandemi COVID-19 yang kini didominasi varian Omicron dengan gejala umumnya mirip seperti flu. Tak sedikit masyarakat yang bingung untuk membedakan COVID-19 dan flu biasa. Ini tak lain karena kedua virus sama-sama menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Bagaimanapun, COVID-19 dan flu berbeda. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS menjelaskan, flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza yang umumnya menyerang hidung dan tenggorokan.
Sementara COVID-19 disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 yang pertama kali muncul di China pada akhir 2019 lalu. Meski symptom flu dan COVID-19 mirip, ada perbedaan di antara keduanya. Berikut beda gejala COVID-19 Omicron dan flu, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber:

COVID-19

Flu

Satu-satunya cara mendeteksi keberadaan virus corona di tubuh kita adalah dengan melakukan tes swab.
COVID-19 umumnya disertai dengan kehilangan indra perasa dan penciuman, sementara flu tidak. Jika gejala-gejala ini muncul, ada baiknya kamu mengisolasi diri, dan untuk mengatasi simptom yang muncul, kamu bisa melakukan perawatan suportif.
Ilustrasi Flu Foto: Shutterstock
Perawatan suportif dilakukan dengan cara mengobati gejala yang muncul menggunakan obat-obatan yang bisa meringankannya. Kabar baiknya, masyarakat bisa menggunakan obat bebas yang dijual di apotek, toko berizin, hingga warung, kata Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Jika gejala dari COVID-19 tak kunjung hilang setelah mengonsumsi obat bebas, ada baiknya segera mendatangi fasilitas kesehatan. Nadia juga mengimbau masyarakat tetap berkonsultasi dengan dokter untuk mempercepat pemulihan.
Dari sekian banyak obat bebas, Procold Flu dan Procold Flu & Batuk adalah salah satu obat bebas yang populer. Procold Flu berfungsi meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin. Ia mengandung Paracetamol, Chlorpheniramine Maleat, dan Phenylephrine HCl. Paracetamol, misalnya, berguna sebagai analgesik untuk meringankan demam dan sakit kepala. Sementara Chlorpheniramine Maleat, berfungsi sebagai antihistamin yang efektif untuk meredakan bersin-bersin. Sedangkan Phenylephrine HCl juga berfungsi untuk melegakan hidung tersumbat.
Sedangkan Procold Flu & Batuk efektif meredakan gejala flu yang disertai batuk jika diminum sesuai anjuran. Selain memiliki kandungan Paracetamol dan Phenylephrine HCl, obat ini juga mengandung Dekstrometorfan HBr yang berfungsi sebagai antitusif yang efektif meredakan batuk tidak berdahak, sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk meredakan gejala flu yang disertai batuk. Procold Flu & Batuk juga tidak menyebabkan efek kantuk, jadi tidak mengganggu aktivitas sehari-hari setelah mengonsumsinya.
Kedua obat ini juga mendapat izin edar BPOM sehingga aman digunakan untuk mengatasi gejala flu atau flu yang disertai batuk jika diminum sesuai anjuran. Procold Flu dan Procold Flu & Batuk juga mudah didapat, kedua produk ini bisa dibeli di apotek dan toko obat terdekat.