Begini Cara Buang Sampah Masker dengan Baik dan Benar Menurut Ahli

6 Maret 2020 12:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang memakai masker N95. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang memakai masker N95. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Virus corona penyebab penyakit COVID-19 mewabah di China dan menyebar ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Penjualan masker lantas meroket sangat tinggi, naik berkali-kali lipat. Masker yang biasanya dijual Rp 50 ribu per boks, sekarang mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung jenisnya.
ADVERTISEMENT
Permintaan masker yang sangat tinggi tak lain karena masyarakat terlalu resah dan panik, takut tertular virus corona. Apalagi potensi tertular di keramaian atau fasilitas kesehatan dikatakan cukup tinggi. Tak heran penjualan masker mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Namun, apakah penggunaan masker dibarengi dengan pembuangannya yang baik dan benar? Ini masih belum diketahui. Namun yang pasti, masker tidak boleh dibuang secara sembarangan karena dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat, menurut para ahli.
Ilustrasi penggunaan masker. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Apa yang terjadi saat masker bekas dibuang sembarangan?

Wong Chen, seorang konsultan di National Center for Infectious Diseases mengatakan, masker bekas yang dibuang dengan cara tidak benar bisa membahayakan kesehatan orang lain, terutama mereka yang melakukan kontak dengan masker tersebut.
ADVERTISEMENT
“Salah satu penularan virus ke orang lain adalah melalui kontak, yakni jika orang lain secara tidak sengaja menyentuh permukaan masker yang kotor dan kemudian menyentuh wajah mereka,” ujar Wong seperti dikutip The South China Morning Post.
Bahkan Leong Hoe Nam, ahli penyakit menular di Mount Elizabeth Novena Specialist Centre menyebut, masker kotor yang dibuang secara terbuka (tidak digulung) berisiko kecil menularkan virus lewat udara.
“Jika terkena udara terbuka, dengan angin kencang, ada risiko kecil aerosolisasi,” ujarnya. Aerosolisasi sendiri mengacu pada proses di mana percikan liur seperti ludah atau lendir seseorang tersebar dan ditransmisikan lewat udara.
Ilustrasi masyarakat yang menggunakan masker di bandara agar terhindar dari virus. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Para ahli berspekulasi, ketika masker kotor dibuang secara terbuka, maka virus, kuman, dan bakteri di dalamnya bisa bertahan selama berjam-jam, atau bahkan berhari-hari.
ADVERTISEMENT
Wong mengatakan, di negara beriklim panas dan lembab, virus mampu bertahan tidak lebih dari dua hingga tiga hari. Sementara Leong berpendapat, virus hanya bertahan beberapa jam saja di ruangan terbuka.
Kendati begitu, menurut Leong, setiap kuman, bakteri, dan virus memiliki durasi berbeda ketika mereka mencoba bertahan hidup di ruang terbuka. Bakteri, misalnya, mereka dapat hidup berbulan-bulan hingga bertahun-tahun saat disimpan di tempat yang dingin.

Cara membuang masker yang benar

Leong kemudian merinci beberapa langkah membuang masker wajah yang telah digunakan. Pertama, seseorang harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melepaskan masker dari wajah. Sebab, menyentuh wajah dengan tangan kotor akan meningkatkan risiko kuman, bakteri, atau virus menempel.
Ilustrasi Cuci Tangan. Foto: Shutter Stock
Setelah itu, lepaskan masker dari wajah dan lipat menjadi dua bagian dengan bagian dalam masker tetap tertutup dan tetesan dari mulut serta hidung tidak terbuka.
ADVERTISEMENT
Kemudian lipat lagi sebanyak dua kali, lipatannya sama seperti yang pertama. Setelah terlihat lebih kecil, gulung masker dan ikat menggunakan pengikat masker. Setelah digulung, masker harus dibalut dengan tisu sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat cara di bawah ini:
Profesor Alex Cook, Wakil Dekan penelitian di Saw Swee Hock School of Public Health di National University of Singapore menambahkan, bagi mereka yang terinfeksi virus harus lebih teliti dalam memperhatikan di mana mereka membuang masker.
“Jika kamu terinfeksi virus dan mengenakan masker untuk mencegah penularan, kamu bisa membuangnya di tempat sampah biasa. Tapi, lebih bagus lagi ketika kamu memasukkannya ke dalam plastik terlebih dahulu sebelum membuangnya ke tempat sampah,” ujar Cook.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Cook, dr Siti Nadia, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes mengatakan, bahwa pada dasarnya membuang masker memang harus dibuang di tempat sampah dan dikelola di pembuangan sampah dengan benar.
“Sering kali masker dibuang begitu saja di jalanan atau tidak bersama sampah lain. Yang penting prinsip pengelolaan sampah di masyarakat saja. Karena sering kali kita lihat sampah ditaruh begitu saja di belakang rumah masyarakat,” ujar Siti, saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (6/3).
Ilustrasi masyarakat yang menggunakan masker di bandara agar terhindar dari virus. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Oleh sebab itu, mulai dari sekarang sebaiknya buanglah sampah masker pada tempatnya, dengan tata cara yang benar agar tidak jadi sumber penularan penyakit, terutama COVID-19 yang saat ini sedang mewabah di dunia.