Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Sekitar 600 ribu tahun lalu, umat manusia terpisah menjadi dua. Satu kelompok tetap berada di Afrika hingga akhirnya berevolusi menjadi manusia modern (Homo sapiens). Sementara satu kelompok lain pergi ke Asia dan menetap di Eropa menjadi manusia purba neanderthal (Homo neanderthalensis).
ADVERTISEMENT
Manusia purba neanderthal bukan nenek moyang kita. Namun, spesies yang akhirnya punah tersebut adalah kerabat dekat nenek moyang kita. Ternyata, salah satu alasan kepunahan manusia purba ini adalah akibat dari kekalahan perang melawan manusia modern.
Seorang ilmuwan Biologi Evolusi dan Paleontologi dari University of Bath, Nicholas R. Longrich, menjelaskan kondisi sebenarnya berdasarkan berbagai penelitian. Dilansir The Conversation, nenek moyang kita memang kalah dalam banyak faktor dengan manusia purba neanderthal.
Selama ini, ilmuwan mencari jawaban tentang mengapa Homo sapiens membutuhkan waktu yang lama untuk pergi dari benua Afrika. Ternyata jawabannya adalah karena manusia purba neanderthal telah terlebih dahulu menguasai benua Eropa dan Asia.
Salah satu yang paling mencolok adalah bahwa Homo neanderthalensis berukuran lebih besar dari Homo sapiens. Selain itu, manusia purba neanderthal juga nyatanya lebih unggul dalam strategi dan senjata peperangan.
Keuntungan lain yang dimiliki manusia neanderthal adalah fakta bahwa mereka telah menguasai Timur Tengah selama ribuan tahun. Mereka lebih memahami medan pertempuran dibandingkan nenek moyang kita.
ADVERTISEMENT
Tubuh Homo sapiens yang mirip kita juga bukan tandingan bagi tubuh berotot besar milik neanderthal. Selain itu, manusia purba neanderthal juga memiliki mata yang lebih besar sehingga memiliki pengelihatan yang lebih baik.
Keunggulan-keunggulan ini membuat nenek moyang kita kesulitan untuk menjelajah dunia. Namun, benua Afrika juga sudah mulai penuh dan ekspansi daerah segera diperlukan.
Sekitar 200 ribu tahun lalu, keuntungan akhirnya berpihak kepada Homo sapiens. Ilmuwan belum bisa memastikan hal apa yang benar-benar membuat nenek moyang kita mampu keluar dari benua Afrika.
Namun, ilmuwan berpendapat bahwa Homo sapiens mampu memperoleh keuntungan setelah berhasil membuat senjata jarak jauh. Beberapa senjata tersebut di antaranya panah, tombak, dan lain sebagainya.
Selain itu, tubuh kita yang lebih kecil juga dianggap dapat memberi keuntungan pada strategi perang tertentu. Ada juga ilmuwan yang berpikir bahwa keunggulan kita hadir dari kemampuan berburu dan berkumpul yang lebih baik dari manusia purba neanderthal.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, nenek moyang kita benar-benar baru berhasil menguasai daerah kekuasaan neanderthal sekitar 50 ribu tahun kemudian. Bahkan, daerah yang sekarang kita kenal dengan nama Israel dan Yunani sempat diambil kembali oleh manusia purba neanderthal.
Sejak saat itu, Homo sapiens berjuang untuk memperoleh kemenangan penuh. Sekitar 125 ribu tahun yang lalu, gelombang serangan terakhir akhirnya diluncurkan oleh nenek moyang kita.
Gelombang serangan ini akhirnya berhasil mengalahkan dan mengusir manusia purba neanderthal untuk selama-lamanya. Beberapa ribu tahun berselang, manusia purba neanderthal akhirnya punah.
Perjuangan manusia menjadi penguasa planet Bumi ternyata memang tidak dicapai dengan mudah. Seandainya Homo sapiens kalah, tentu arah gerak dunia modern akan sangat berbeda dari hari ini.
Manusia purba neanderthal juga merupakan spesies yang sangat kuat dan hebat dalam peperangan. Kemampuan tersebut sebenarnya sangat mirip dengan manusia modern. Jika dilihat secara DNA, kita memiliki kemiripan dengan manusia purba tersebut hingga 99,7 persen.
ADVERTISEMENT
(EDR)