Begini Penampakan Matahari Terbenam di Mars, Warnanya Beda dengan di Bumi

13 Maret 2023 15:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Matahari terbenam (sunset) di Mars, difoto oleh robot helikopter Ingenuity. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Matahari terbenam (sunset) di Mars, difoto oleh robot helikopter Ingenuity. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Sebuah robot luar angkasa milik NASA berhasil merekam penampakan Matahari terbenam di Mars. Peristiwa yang terdengar biasa saja, namun tunggu sampai kamu melihat gambarnya di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Lembaga antariksa NASA memiliki robot baling-baling yang sedang mengembara di Planet Merah, nama lain dari Mars. Robot bernama Ingenuity ini menjadi satu-satunya mesin terbang buatan manusia di luar Bumi saat ini.
Terbaru, Ingenuity mengirim sebuah foto Matahari terbenam dari Mars. Gambar ini diambil pada 22 Februari 2023 lalu.
Kamera Ingenuity normalnya selalu mengarah ke bawah. Untuk kali ini, Ingenuity menjepret objek yang paling jarang masuk frame, Matahari.
Foto tersebut memperlihatkan Matahari bertengger di atas bukit, menyinari relief dari permukaan bukit.
Penampakan itu dijepret dalam penerbangan Ingenuity ke-45, yang mendarat di Planet Merah sejak April 2021 lalu bareng rover Perseverance. Jika di total, Ingenuity sudah terbang sejauh 10 kilometer.

Kenapa sunset dan sunrise di Mars berwarna biru?

Foto yang diambil oleh Ingenuity memperlihatkan langit sekitar Matahari yang terbenam di Mars berwarna biru. Sementara itu, Mataharinya sendiri bernama putih.
ADVERTISEMENT
Ini bukan kali pertama wahana NASA menjepret Matahari dari Mars.
Rover Spirit milik NASA juga memfoto matahari terbenam dari Mars pada 2005 silam. Foto ikonik ini memperjelas warna biru keabu-abuan langit senja Mars, kontras dengan jingga-merah yang ada di Bumi.
Matahari terbenam (sunset) di Mars oleh wahana antariksa Spirit Mars Rover, 2005. Foto: NASA
Lantas, kenapa Matahari terbenam atau terbit di Bumi berwarna merah?
Moelkul di atmosfer memantulkan hampir semua spektrum cahaya Matahari, menyisakan warna merah yang notabenenya punya panjang gelombang paling lebar. Ketika matahari terbenam atau terbit, cahaya menempuh jarak di atmosfer yang lebih jauh, sehingga cahaya yang “lolos” hanya merah.
Sementara di Mars, komposisi material udara berbeda. Namun yang paling berpengaruh adalah partikulat debu Mars.
Pada siang hari langit Mars tampak ke kuning-kuningan. Debu di atmosfer Mars membuat pantulan-pantulan biru, khususnya di cahaya sekitar figur Matahari.
ADVERTISEMENT
“Warna tersebut berasal dari fakta bahwa debu yang sangat halus memiliki ukuran yang tepat sehingga cahaya biru menembus atmosfer sedikit lebih efisien," kata Mark Lemmon dari Texas A&M University, College Station, anggota tim sains dari misi penjelajah Curiosity, dikutip dari laman NASA
"Ketika cahaya biru terpantulkan dan tersebar oleh debu, ia tampak lebih dekat ke arah Matahari daripada cahaya warna lain. Sementara bagian langit lainnya berwarna kuning hingga jingga, karena cahaya kuning dan merah tersebar di seluruh langit alih-alih diserap atau tetap dekat dengan Matahari."
Rover Curiosity NASA merekam Matahari terbenam di Mars pada 2015. Foto: NASA/JPL-Caltech
Foto Matahari terbenam dan terbit di Mars membantu para ilmuwan menentukan seberapa padat debu Mars mengisi atmosfer.
Foto lain menunjukkan bahwa cahaya senja tetap terlihat setelah Matahari terbenam, tetapi semakin redup hingga dua jam setelah Matahari terbenam. Begitu juga untuk Matahari terbit.
ADVERTISEMENT
Durasi senja ini lebih panjang dari pada di Bumi, karena debu di atmosfer Mars lebih efisien dalam memantulkan cahaya ke sisi malam planet, membuat langit tetap bercahaya dalam durasi yang lebih lama.
Di Bumi, durasi senja panjang atau Matahari terbit dan terbenam terkadang terjadi di Bumi ketika butiran debu kecil yang meletus dari gunung berapi yang kuat menyebarkan debu yang menjadi medium pemantul cahaya di ketinggian yang sangat tinggi di atmosfer.