Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Begini Proses Bayi Tabung, Metode Kehamilan yang Dilakukan Istri Arief Muhammad
9 Juni 2020 14:30 WIB

ADVERTISEMENT
Penulis sekaligus social media influencer Arief Muhammad dan istrinya, Tiara Pangestika, baru saja dikaruniai anak pertama dari hasil program bayi tabung. Tak lama usai membagi kabar bahagia tersebut, pasangan ini mengumumkan niat membiayai program bayi tabung bagi satu pasangan suami istri.
ADVERTISEMENT
"Di awal kehamilan Ibrahim kemarin, kita sempat kepikiran, kasihan juga teman-teman yang udah lama nikah dan belum dikaruniai anak, sementara ekonominya belum menyanggupi. Karena inseminasi, apalagi IVF biayanya enggak sedikit, bisa sampai ratusan juta. Dari situ kami bernazar, kalau kehamilan ini sukses, lancar sampai lahiran, kami mau bersedekah dengan membiayai 1 pasangan untuk program bayi tabung," tulis Arief Muhammad lewat akun Instagram miliknya pada Senin (8/6).
Adapun program bayi tabung merupakan salah satu terapi kesuburan yang telah ada di Indonesia sejak 1988. Teknologi ini juga disebut sebagai In Vitro Fertilization (IVF) dan berkembang sangat pesat dari masa ke masa. Menurut dr. Ni Komang Yeni, dokter spesialis Spesialis Obstetri dan Ginekologi, prosedur bayi tabung memakan waktu kurang lebih dua hingga tiga minggu.
ADVERTISEMENT
“Tergantung masing-masing kan kita menunggu pematangan indung telur, menunggu keberhasilan dia menjadi embrio, kemudian dilakukan embrio transfer, kemudian kita tinggal tunggu bulan depan. Jadi dalam satu bulan itu bisa dilakukan,” ujar Ni Komang, saat dihubungi kumparanSAINS, Selasa (9/6).
Untuk menjalani program ini, pertama pasien datang ke rumah sakit maupun klinik yang menyediakan fasilitas IVF. Kedatangan pertama ini untuk melakukan cek medis keseluruhan, bagi suami dilakukan analisis sperma, sedangkan istri dilakukan pemeriksaan USG. Konsultasi untuk IVF disarankan dilakukan pada hari kedua menstruasi.
“Misalnya sekarang mens, besoknya datang gitu. Kemudian diperiksa cadangan indung telur, ada berapa biji, kemudian besarnya berapa. Cadangan indung telurnya untuk memprediksi keberhasilan nantinya, kemungkinan akan ada berapa yang matang indung telurnya yang bisa dipetik,” lanjutnya.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan hormon dan skrining infeksi lainnya. Penting untuk menemukan kelainan atau infeksi sedini mungkin, baik pada suami atau istri, sebab faktor ini sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan program bayi tabung.
ADVERTISEMENT
Serangkaian pemeriksaan tersebut akan disusul oleh pemberian obat-obatan, baik minum maupun suntik. Dokter akan mengevaluasi sel telur istri sampai mencapai kematangan tertentu hingga memenuhi standar untuk dibuahi sel sperma. Setelah pembuahan berhasil dan terbentuk embrio, selanjutnya akan ditanam di rahim ibu.
“Ambil indung telurnya, spermanya diambil di luar, kemudian dibuahi di luar (digabungkan dalam cawan) oleh para embryologist. Para-para ahli embrio ini kemudian kalau (embrio) sudah bagus, sudah jadi, nanti tinggal ditransfer kembali ke ibunya pada satu masa tertentu,” tuturnya.
Pengambilan sel telur dilakukan lewat jalan operasi. Istri dibius dan sel telurnya yang sudah matang diambil lewat vagina. Sedangkan sel sperma dari pria diambil dengan cara masturbasi.
“Suami masuk ruangan tertentu gitu dilakukan secara masturbasi, enggak boleh berhubungan seksual. Mungkin istri bisa bantu dengan tangan, tapi tidak dilakukan dengan intercourse dengan berhubungan selayaknya pasangan suami istri,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, lanjutnya, tingkat keberhasilan bayi tabung berkisar 30 sampai 40 persen. Tapi angka ini bervariasi di berbagai fasilitas program IVF, ada yang mencapai 60 persen.
“Angkanya sangat tergantung dari pasiennya sendiri, adakah infeksi, adakah kelainan pada pasangan suami-istri, kemudian usia dari istri kemudian dari center-nya (RS/klinik) sendiri, dari cara-cara dan obat-obatan. Kadang kan ada yang enggak mau dengan obat-obatan yang maksimal karena obatnya mahal,” pungkasnya.