Begini Proses Evakuasi dan Lepasliarkan Kucing Kuwuk Langka di Sumatra Barat

5 Juni 2021 11:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kucing kuwuk yang ditangkap warga Sumatera Barat.  Foto: Instagram/BKSDA_Sumbar
zoom-in-whitePerbesar
Kucing kuwuk yang ditangkap warga Sumatera Barat. Foto: Instagram/BKSDA_Sumbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulan lalu, tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) berhasil mengevakuasi dan melepasliarkan kucing kuwuk alias kucing hutan yang ditemukan warga nagari Pauh, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
ADVERTISEMENT
Kucing liar nan langka itu ditemukan oleh Nurafi Waitul Rakhman tidak jauh dari rumahnya. Saat ditemukan, Nurafi langsung merawatnya. Mengingat kucing kuwuk termasuk binatang dilindungi, maka ia melaporkan penemuannya ke petugas BKSDA.
Petugas selanjutnya mengevakuasi satwa dan diobservasi. Kondisi satwa dalam keadaan sehat, tidak terdapat luka atau cacat dan masih bersifat liar serta berusia dewasa. Melihat kondisinya yang cukup baik, kucing kuwuk selanjutnya dibawa ke cagar alam Rimbo Panti untuk dilepasliarkan kembali.
Proses melepasliarkan hewan itu kemudian diposting di akun Instagram BKSDA_Sumbar beberapa waktu lalu, dan telah disukai lebih dari 100 orang. Dijelaskan dalam situs resmi keanekaragaman hayati daerah istimewa Yogyakarta, kucing kuwuk dengan nama ilmiah Prionailurus bengalensis adalah hewan karnivora alias pemakan daging.
ADVERTISEMENT
Mereka punya ciri berukuran seperti kucing domestik, tetapi punya perawakan lebih ramping dengan kaki panjang dan selaput yang jelas antara jari kaki. Kucing kuwuk punya kepala lebih kecil ditandai dengan dua garis-garis gelap menonjol dan moncong putih yang pendek dan sempit.
Terdapat dua garis-garis di tubuhnya, pertama garis gelap yang memanjang dari mata ke telinga, yang kedua garis putih kecil dari mata ke hidung. Bagian belakang telinga agak panjang, bulat, hitam, dan putih di tengah. Tubuh dan tungkai ditandai dengan bintik-bintik hitam dengan ukuran dan warna berbeda. Di samping punggung ada 2-4 baris bintik-bintik memanjang.
Sementara dijelaskan Mongabay, kucing kuwuk ini merupakan kucing kecil Asia yang mempunyai distribusi yang paling luas. Persebaran mereka meluas dari wilayah Amur di timur jauh Rusia sampai Semenanjung Korea, China, Subkontinen India, Indocina, ke barat utara Pakistan, dan ke selatan di Filipina dan Kepulauan Sunda di Indonesia. Kucing kuwuk biasa ditemukan di hutan tropis dan kawasan pertanian dekat hutan.
ADVERTISEMENT
Kucing kuwuk termasuk dilindungi sesuai PP No.7/1999 tentang pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.106/2018. Dalam dua peraturan itu, kucing hutan Prionailus bengalensis masih ditulis dengan nama latin Felis bengalensis.
Ilustrasi kucing kuwuk atau hutan. Foto: Flickr
Erwin Wilianto (40), Founder Save Indonesia Nature & Threatened Species (SINTAS) Indonesia, menjelaskan untuk habitat kucing hutan ini sebenarnya tidak selalu ada di hutan rimba. Keberadaanya sering ditemukan di perbatasan antara hutan dan kebun. Dulunya, acapkali dijumpai di persawahan lantaran pakannya melimpah seperti tikus, kadal atau burung. Jadi, keberadaan kucing hutan ini tidak harus selalu di dalam hutan.
Dia juga bilang, kucing kuwuk bisa hidup di area manapun, sehingga bisa dibilang habitatnya masih cukup, tekanannya belum sebesar yang dialami macan tutul (Panthera pardus) atau harimau (Panthera tigris). Sayangnya, sampai saat ini informasi tentang keberadaan kucing hutan masih sedikit sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Umumnya, banyak yang menganggap jika habitat kucing kuwuk ada di dalam hutan alami, padahal tidak. Untuk itu, ia berharap kucing ini bisa lebih diperhatikan. Erwin juga bilang, kucing kuwuk ini merupakan bagian dari national treasure atau harta kebanggaan orang Indonesia. Jika masyarakat tidak merasa mempunyai atau memperhatikan otomatis keberadaanya bisa hilang.
Untuk mengantisipasi adanya perburuan, masyarakat harus tahu bahwa kucing kuwuk merupakan bagian dari teman, keberadaanya tidak membahayakan. Jika ada perburuan masyarakat juga harus bisa mencegah.
“Kita sudah kehilangan harimau Jawa, badak jawa juga tinggal di ujung kulon, kucing bakau kemungkinan juga hilang. Kalau kita tidak mengurus satwa-satwa lainnya, bisa hilang sudah harta kekayaan Indonesia ini, bangkrut,” papar Erwin, sebagaimana dikutip Mongabay.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari IUCN, jumlah kucing kuwuk di alam liar diperkirakan ada 50.000 ekor dengan status konservasi least concern atau berisiko rendah. Untuk saat ini memang terjadi tren penurunan populasi karena berkurangnya habitat dan perburuan.