Begini Suara Seruling Berusia 12.000 Tahun, Terdengar Mirip Burung Pemangsa

13 Juni 2023 9:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seruling berusia 12.000 tahun terbuat dari tulang.  Foto: Laurent Davin
zoom-in-whitePerbesar
Seruling berusia 12.000 tahun terbuat dari tulang. Foto: Laurent Davin
ADVERTISEMENT
Arkeolog berhasil menemukan seruling berusia 12.000 tahun terbuat dari tulang burung di sebuah situs prasejarah di Israel. Saat dimainkan, artefak tersebut terdengar seperti suara panggilan burung pemangsa.
ADVERTISEMENT
Seruling ditemukan di situs Eynan-Mallaha. Dahulu, situs tersebut pernah menjadi tempat tinggal Natufian, kelompok budaya pemburu-pengumpul terakhir di Levant, sebuah wilayah yang membentang sekitar Mediterania timur, papar dalam studi yang terbit di jurnal Scientific Report pada Jumat 9 Juni 2023.
Situs Eynan-Mallaha sendiri pertama kali ditemukan pada 1950-an. Sejak saat itu, arkeolog terus melakukan penggalian dan penelitian. Terbaru, mereka berhasil menemukan seruling terbesar, tertimbun di antara 1.100 tulang burung.
Seruling tersebut diduga dibuat oleh pengrajin kuno dari tulang unggas. Dari enam seruling yang ditemukan, hanya satu yang benar-benar masih utuh; panjangnya kurang dari 65 centimeter.
“Mereka kemungkinan merupakan beberapa instrumen suara prasejarah terkecil yang dikenal saat ini,” kata penulis studi Laurent Davin, seorang postdoctoral fellow of archeology di French Research Center di Yerusalem sebagaimana dikutip Live Science. “Karena residu ekor, kami tahu bahwa itu mungkin dicat merah. Karena pemakaian, kami pikir itu telah diikat ke sebuah tali dan aus.”
ADVERTISEMENT
Saat dimainkan, seruling tersebut menghasilkan suara bernada tinggi mirip dengan burung pipit Eurasia (Accipiter nisus) dan burung alap-alap (Falco tinnunculus) yang merupakan bagian dari keluarga elang. Orang-orang Natufian memilih tulang-tulang burung ini secara selektif, ukuran tulang yang lebih besar bisa menghasilkan suara lebih dalam.
Untuk mendengar bagaimana suara seruling purba tersebut, peneliti membuat replika menggunakan perangkat lunak komputer dan mengukur analisis spektral suara sampai instrumen menghasilkan suara yang mirip dengan panggilan elang.
“Sangat membahagiakan saat saya memainkannya untuk pertama kali dan mendengar suara yang dibuat orang Natufian 12.000 tahun lalu,” papar Davin.
Para arkeolog berpikir, orang Natufian menggunakan aerofon saat berburu atau berkomunikasi dengan burung. Orang-orang Natufian diketahui sangat menghargai burung, ini terlihat dari ornamen terbuat dari cakar yang ditemukan di situs Eynan-Mallaha.
ADVERTISEMENT
“Artefak ini sangat penting karena merupakan satu-satunya instrumen suara yang diidentifikasi dengan jelas dalam prasejarah selurut Levant serta instrumen suara tertua yang meniru suara burung di dunia,” ungkap Davin.
“Mereka memberi tahu kita tentang penemuan dan pengetahuan akustik Natufian. Ini juga memberi tahu kita bukti hubungan Natufian dengan burung pemangsa yang bernilai simbolis, bagaimana mereka berkomunikasi dengan mereka atau bagaimana seruan mereka terintegrasi dalam musik Natufian.”
Kendati usianya 12.000 tahun, tapi alat musik Natufian bukan yang tertua di dunia. Adapun alat musik tertua jatuh pada seruling Neanderthal berusia 60.000 tahun yang ditemukan di dalam gua di Slovenia, papar Museum National Slovenia.