Begini Wajah Tuhan Menurut Bayangan Warga Kristen AS

12 Juni 2018 17:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Salib yang MEnyala (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Salib yang MEnyala (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Sekelompok psikolog di University of North Carolina di Chapel Hill, Amerika Serikat (AS), melakukan penelitian untuk mengetahui seperti apa wajah Tuhan dalam bayangan warga Kristen di AS. Mereka menanyakan persepsi mengenai wajah Tuhan kepada 511 warga Kristen AS.
ADVERTISEMENT
511 warga ini para peneliti pilih secara acak. Masing-masing warga tersebut kemudian diperlihatkan pada ratusan gambar wajah dan diminta memilih wajah mana yang paling merepresentasikan bayangan mereka soal wajah Tuhan.
Dengan mengombinasikan wajah-wajah yang dipilih oleh 511 orang tersebut, para peneliti kemudian merekonstruksi “wajah Tuhan” yang menggambarkan bagaimana setiap orang Kristen tadi membayangkan wajah Tuhan mereka.
Hasil dari penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal PLOS One ini cukup mengejutkan. Pasalnya, hampir semua orang yang ditanyakan, mengaku membayangkan Tuhan sebagai pria tua berkulit putih dan berjanggut. Namun begitu ditemukan juga sebagian responden yang mengatakan membayangkan Tuhan sebagai sosok yang lebih muda dari itu, lebih feminin, dan tak terlalu putih.
Wajah Tuhan dalam bayangan warga Kristen AS. (Foto: Dok. Joshua Jackson et al)
zoom-in-whitePerbesar
Wajah Tuhan dalam bayangan warga Kristen AS. (Foto: Dok. Joshua Jackson et al)
Bayangan warga Kristen AS terhadap terhadap sosok Tuhan tak lepas dari faktor politik. Menurut penelitian ini, persepsi masing-masing orang terhadap wajah Tuhan ditentukan sebagiannya oleh afiliasi politik mereka.
ADVERTISEMENT
Orang-orang liberal cenderung membayangkan Tuhan sebagai sosok yang lebih feminin, lebih muda, lebih penuh cinta ketimbang bayangan orang-orang konservatif. Sementara orang-orang konservatif membayangkan Tuhan sebagai sosok yang lebih Kaukasia dan lebih kuat dibanding bayangan orang-orang liberal.
“Pandangan bias ini bisa jadi berasal dari jenis masyarakat yang orang-orang liberal dan konservatif inginkan,” kata Joshua Conrad Jackson, penulis utama studi ini, dilansir Phys.org.
“Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang-orang konservatif lebih termotivasi daripada orang-orang liberal untuk hidup di dalam masyarakat yang tertata dengan baik, suatu kondisi yang akan paling baik jika diatur oleh Tuhan yang mahakuasa,” jelas Jackson lagi.
“Di sisi lain, orang-orang liberal lebih termotivasi untuk hidup di dalam masyarakat yang toleran, yang akan lebih baik jika diatur oleh Tuhan yang mahacinta.”
ADVERTISEMENT
Selain oleh pandangan politik, persepsi setiap orang terhadap sosok Tuhan juga terkait oleh karakteristik demografi mereka masing. Misalnya, orang-orang yang lebih muda meyakini wajah Tuhan yang lebih muda. Begitu pula dengan orang yang tampan ataupun orang yang berkulit gelap, akan lebih meyakini rupa Tuhan seperti rupa mereka.
"Kecenderungan orang-orang untuk meyakini wujud Tuhan yang terlihat seperti mereka konsisten dengan bias egosentris," kata Profesor Kurt Gray, penulis senior studi ini sekaligus profesor psikologi di College of Arts and Sciences di UNC-Chapel Hill.
Gray menjelaskan, orang-orang sering memproyeksikan keyakinan dan sifat mereka kepada orang lain. Dan berdasarkan penelitian Gray dan kolega ini, ternyata orang-orang juga memproyeksikan hal tersebut pada sosok Tuhan.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang percaya pada Tuhan yang tidak hanya berpikir seperti mereka, tetapi juga terlihat seperti mereka," kata Gray.
Menariknya, meski ada bias egosentrik atas dasar afiliasi politik dan karakteristik demografi, orang-orang ini tidaklah menunjukkan bias egosentris atas dasar gender. Ratusan laki-laki maupun perempuan yang ditanyakan ini sama-sama meyakini sosok Tuhan yang maskulin.