Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ratu Mesir kuno yang mendunia, Cleopatra , dapat dikatakan menjadi salah satu wanita tercantik di masanya. Sejarah menyebutkan Julius Caesar I dan juga Marc Antony jatuh cinta kepada Cleopatra.
ADVERTISEMENT
Seorang filsuf Prancis dari abad 16, Blaise Pascal, bahkan menggambarkan paras rupawan Cleopatra menjadi daya tarik dari ratu Mesir itu.
Para ilmuwan menduga, tak hanya kecantikan wajah Cleopatra saja, kemungkinan ada daya tarik lain hingga kedua pria tersohor di masa lampau jatuh cinta padanya. Salah satu dugaan menurut para ilmuwan adalah parfum yang digunakan oleh Cleopatra.
Sejarah dan keunikan parfum Mesir
Dugaan penggunaan parfum oleh Cleopatra itu pun muncul dengan alasan kuat. Menurut laporan IFL Science, ilmuwan berpendapat, Mesir sudah sejak zaman kuno terkenal menjadi negara produsen parfum. Aroma yang dihasilkan sangat unik dan diyakini bisa bertahan lama.
Saat Cleopatra VII telah meninggal, sebuah catatan kuno muncul diduga berisikan resep ramuan parfum Cleopatra. Namun, keberadaan resep bertuliskan hieroglif atau huruf Mesir kuno yang berisi beberapa simbol telah hilang seiring waktu.
ADVERTISEMENT
Dalam catatan kuno itu, tertulis jika dasar untuk parfum dan salep Mesir adalah minyak nabati atau lemak hewani. Aroma yang diciptakan pun merupakan asap dari hasil pembakaran beberapa perpaduan bahan seperti damar wangi, kulit kayu, rempah-rempah, seduhan resin dan bunga.
Catatan Yunani hingga Romawi pun sempat menjelaskan resep ramuan parfum milik ratu Mesir itu. Sayangnya, keyakinan ilmuwan kurang kuat, terlebih jika melihat dari penulis kedua catatan itu bukan berasal dari Mesir atau si produsen parfum di masanya.
Penelitian dilakukan ilmuwan hingga mereka menemukan titik terang, tentang adanya situs pabrik parfum di wilayah Thmuis. Pada situs itu ditemukan wadah parfum berbahan keramik yang sangat berlimpah jumlahnya. Penemuan itu membuat para ilmuwan meneliti lebih lanjut untuk bisa merekonstruksi parfum yang pernah dipakai ratu Mesir kuno, Cleopatra.
ADVERTISEMENT
Analisis bahan melalui sinar X
Wadah keramik yang ditemukan selanjutnya dianalisis oleh para ilmuwan menggunakan metode penyinaran sinar X. Senyawa yang terdapat di dalam wadah itu, termasuk residu lumpur sungai Nil sebagai bahan pembuatan wadah keramik dianalisis seluruhnya.
Penggabungan metode berdasarkan teks sejarah dan kimia modern hasil pemindaian sinar X, dua ilmuwan dari Berlin, Dr. Dora Goldsmith dan Dr. Sean Coughlin, meramu berbagai bahan potensial yang bisa menjiplak aroma menggoda milik Cleopatra.
Setelah melakukan uji coba, kedua ilmuwan itu berhasil membuat aroma menarik, yang cenderung berbau ‘pedas’ dan manis. Aromanya merupakan hasil perpaduan antara minyak mur dan kayu manis segar.
Awet hingga dua tahun
Aroma parfum hasil rekonstruksi milik Cleopatra itu, memiliki keunggulan pada harumnya yang bertahan hingga dua tahun. Tentu itu menunjukkan seberapa hebatnya orang Mesir kuno dalam menjaga kualitas produk di masanya, bahkan seperti parfum.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan yakin, penggunaan parfum oleh Cleopatra tidak hanya sebatas sebagai pewangi tubuh, melainkan memiliki fungsi lain. Berdasarkan bahan yang digunakan, kandungan dalam bahan dalam memberikan perlindungan sebagai antijamur serta antibakteri yang bisa menekan bau badan yang tidak sedap.
Meskipun parfum Cleopatra secara pasti belum berhasil dikonfirmasi, namun temuan parfum karya kedua ilmuwan itu terus dikembangkan. Parfum yang diberi nama Eau de Cleopatra itu pernah dipamerkan dalam pameran Queens of Egypt di Museum Nasional Geografis pada 2019 lalu.
Live Update