Belajar dari Kesalahan Trump dan Pentingnya Masker Buat Cegah Corona

2 Oktober 2020 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump dalam debat kampanye presiden 2020 pertama dengan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden di Cleveland, Ohio, AS, Selasa (29/9). Foto: Brian Snyder/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump dalam debat kampanye presiden 2020 pertama dengan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden di Cleveland, Ohio, AS, Selasa (29/9). Foto: Brian Snyder/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump terkonfirmasi mengidap virus corona, Jumat (2/10). Hal ini disampaikan langsung oleh Trump sendiri melalui sebuah kicauan di akun Twitter-nya, sebelum dokter Gedung Putih menyampaikan pengumuman serupa beberapa saat kemudian.
ADVERTISEMENT
Trump dan Melania melalui uji diagnosis setelah salah satu penasihat senior presiden, Hope Hicks, dinyatakan positif corona pada hari Kamis. Menurut laporan The Guardian, Hicks terbang bersama Trump dengan Air Force One pada Rabu (30/9) pagi waktu AS. Hicks juga sebelumnya menemani Trump ke debat presiden pertama melawan Joe Biden pada Selasa (29/9) di Cleveland, Ohio.
Konfirmasi Trump positif corona sendiri muncul dua hari setelah dirinya meremehkan penggunaan masker saat debat presiden AS. Saat itu, Trump juga mengejek Biden yang kerap memakai masker.
Presiden AS Donald Trump dalam debat kampanye presiden 2020 pertama dengan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden di Cleveland, Ohio, AS, Selasa (29/9). Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
“Saya memakai masker, Anda tahu, ketika saya pikir saya membutuhkannya. Malam ini, sebagai contoh, semua orang menjalani ujian dan Anda memiliki jarak sosial dan semua hal yang harus Anda lakukan,” kata Trump ketika ditanya oleh moderator mengenai apakah dirinya meragukan efektivitas masker.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak memakai masker seperti dia (Biden). Setiap kali melihatnya, dia pakai masker. Saat Anda berbicara dengan jarak 200 kaki (60 meter) darinya, dia muncul dengan masker besar yang tidak pernah saya lihat,” sambung Trump.

Masker bisa cegah 80 persen penularan corona

Di sisi lain, masker merupakan pelindung orang untuk mencegah paparan virus corona. Menurut epidemiolog, penggunaan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan adalah upaya yang kita miliki untuk terhindar dari COVID-19.
"Memakai masker itu jadi upaya yang saat ini kita miliki untuk setiap orang bisa lakukan. Kontribusinya diharapkan dari setiap orang. Ini penting banget buat memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," kata epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman, saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (2/10).
ADVERTISEMENT
"Dia (masker) tidak melihat siapapun. Apalagi pejabat publik, figur contoh sebagai panutan."
Berdasarkan sebuah studi komprehensif yang dipublikasi jurnal The Lancet pada Juni 2020, masker dapat mencegah penularan virus corona hingga 80 persen. Studi yang menganalisis dari 44 riset berbeda tersebut juga menemukan bahwa kemungkinan infeksi atau penularan dari orang yang menggunakan masker hanya sebesar 3 persen, jauh lebih kecil dibandingkan dengan 17 persen pada orang tanpa masker.
Peneliti juga menyebut bahwa masker N95 memiliki efektivitas sebesar 96 persen untuk melindungi orang dari paparan virus corona, SARS, dan MERS. Tentu, penggunaan masker tersebut diprioritaskan untuk melindungi pekerja garis depan seperti dokter dan perawat. Adapun jenis masker lain, seperti masker bedah, memiliki efektivitas sebesar 77 persen.
ADVERTISEMENT
Temuan ini menunjukkan bahwa "untuk petugas perawatan kesehatan di bangsal COVID-19, respirator [N95] harus menjadi standar perawatan minimum," kata Raina MacIntyre, profesor biosekuriti global di Institut Kirby Universitas New South Wales, selaku ilmuwan yang mengomentari penelitian tersebut.
Ulasan tersebut juga "mendukung penggunaan masker wajah universal, karena masker sama efektifnya dalam perawatan kesehatan dan pengaturan komunitas," kata komentar studi itu.
Ilustrasi Masker. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Secara keseluruhan, para peneliti menganalisis informasi dari 44 studi yang melibatkan lebih dari 25.000 orang di 16 negara. (Tujuh dari studi ini melibatkan COVID-19, 26 melibatkan SARS dan 11 melibatkan MERS.)
Secara keseluruhan, studi tersebut juga meneliti efek menjaga jarak (physical distancing), dan pelindung mata (seperti pelindung wajah dan kacamata) pada penularan virus.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan infeksi atau penularan virus corona hanya sekitar 3 persen ketika orang menjaga jarak setidaknya 3 kaki (1 meter) dari orang lain. Terlebih lagi, untuk setiap 3 kaki tambahan (hingga 10 kaki atau 3 m), risiko infeksi atau penularan virus corona berkurang setengahnya.
Jumlah tersebut lebih kecil ketimbang potensi penularan sebesar 13 persen ketika orang menjaga jarak kurang dari itu. Sedangkan untuk pelindung mata, kemungkinan infeksi atau penularan adalah 6 persen dengan pelindung dan 16 persen jika tanpa pelindung.