Benar Kata Nenek, Sinar Matahari Bantu Bersihkan Rumah dari Kuman

25 Oktober 2018 7:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penderita Heliphobia takut pada sinar matahari. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Penderita Heliphobia takut pada sinar matahari. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Jika nenek atau orang tuamu suka meminta kamu untuk membuka pintu dan jendela rumah agar rumahmu terkena sinar matahari, maka turutilah. Mulai sekarang, biasakanlah dirimu untuk membuka pintu dan jendela rumahmu saat matahari sedang bersinar karena matahari ternyata dapat membantu untuk membunuh kuman-kuman yang ada di dalam rumahmu.
ADVERTISEMENT
Hasil ini didapat dari hasil riset yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Erogen, AS.
Dengan menggunakan miniatur ruangan, para peneliti ini mempelajari perbedaan antara rumah yang terpapar sinar matahari, rumah yang terpapar sinar ultraviolet (UV), dan rumah yang gelap. Mereka menggunakan campuran debu yang dikumpulkan dari rumah asli di daerah Portland, AS, dan dan menaruh miniatur ruangan di luar ruangan agar terkena sinar matahari.
Setelah 90 hari, peneliti memeriksa debu tersebut dan menganalisis tipe bakteri yang muncul. Hasilnya, miniatur ruangan yang terkena sinar memiliki lebih sedikit kuman dibanding ruangan yang gelap.
Dalam hasil riset yang telah dipublikasikan di jurnal Microbiome pada 18 Oktober 2018 ini, diketahui juga bahwa ruangan yang terkena sinar UV memiliki sedikit bakteri aktif daripada ruangan yang terkena sinar matahari.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir ini adalah riset baru karena riset ini melihat efek cahaya kasatmata, dan riset ini juga memeriksa efeknya pada bakteri dan debu," kata Linsey Marr, profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech yang tak terlibat dalam riset ini, dilansir NPR.
Ilustrasi sinar matahari (Foto: dok. Unspslash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sinar matahari (Foto: dok. Unspslash)
Riset ini juga menemukan bahwa 12 persen dari bakteri yang ada di dalam ruangan gelap adalah bakteri yang dapat berkembang biak. Sementara pada ruangan yang disinari dengan cahaya matahari alami, jumlah bakteri tersebut hanya 6,8 persen dan ruangan yang terkena paparan sinar UV saja, jumlah bakteri yang mampu berkembang biaknya hanya 6,1 persen.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa ruangan yang terkena cahaya matahari memiliki lebih sedikit bakteri dari kulit manusia. Bakteri tersebut berasal dari kulit mati manusia yang berada di dalam rumah dan dapat menyebabkan penyakit pernapasan.
ADVERTISEMENT
Ke depan para peneliti mengatakan mereka ingin merancang riset lanjutan untuk mengetahui berapa banyak cahaya yang diperlukan untuk membunuh mikroba sehingga studi tersebut dapat membantu arsitek untuk membangun bangunan yang banyak disinari oleh sinar matahari yang cukup untuk menjaga kesehatan penghuninya.