Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Benarkah Ada Banyak Jalan Menuju Roma Seperti di Peribahasa?
13 Oktober 2021 8:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Masih ingat dengan peribahasa lama, "Banyak jalan menuju Roma?" Peribahasa itu mungkin sering kita dengar ketika belajar bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Namun, benarkah ada banyak jalan menuju Roma?
ADVERTISEMENT
Jawabannya tidak semudah ya atau tidak. Karena menjelaskannya akan sedikit rumit.
Perlu diketahui, pada puncak kejayaannya, Kekaisaran Romawi punya jaringan yang membentang dari Batu Gibraltar yang bermandikan sinar matahari hingga rawa-rawa Mesopotamia.
Beranjak dari sejarah ini, pada 2015 tiga peneliti di Moovel Lab, menandai hampir 500.000 titik di seluruh peta Eropa. Titik-titik ini tak mewakili kota kuno atau modern, melainkan titik acak untuk memulai perjalanan ke ibukota kekaisaran Romawi. Tim kemudian menggunakan algoritma untuk menghitung rute terbaik untuk melakukan perjalanan Roma menggunakan jalur modern di masing-masing titik awal tersebut.
Hasil mereka menunjukkan, rute jalan menuju Roma menghubungkan kota-kota besar lainnya di sepanjang jalan, seperti London, Konstantinopel--sekarang Istanbul-- dan Paris yang juga merupakan bagian dari kekaisaran kuno.
Peta yang dibuat Moovel Lab pun menjadi viral. Namun, itu tidak benar-benar membuktikan bahwa semua jalan mengarah ke Roma. Sebab, jika peneliti melakukan hal yang sama dengan menempatkan 500.000 titik secara acak menuju ke Berlin atau Moscow, maka peta akan menunjukkan jalan yang sama menuju kota-kota tersebut.
ADVERTISEMENT
"Proyek kami tidak benar-benar menjawab pertanyaan apakah semua jalan mengarah ke Roma," kata Philipp Schmitt, salah satu desainer di balik karya seni tersebut. "Itu adalah eksplorasi pertanyaan yang 99% menyenangkan."
Namun desain yang dibuat oleh Schmitt telah memberikan informasi penting tentang ketahanan jalan Romawi, di mana banyak infrastruktur jalan Eropa dirancang untuk menghubungkan kota-kota besar dengan ibu kota Italia yang berpotensi menjadi peninggalan Kekaisaran.
"Kami telah menggunakan pemodelan komputer untuk melihat rute paling mungkin atau paling logis yang menghubungkan dua titik di peta, dan kemudian membandingkannya dengan pengetahuan kami tentang jalan Romawi untuk melihat apakah mereka serupa," kata César Parcero-Oubiña, seorang arkeolog lanskap di Institute of Heritage Sciences di Madrid, Spanyol.
ADVERTISEMENT
"Rute modern sering kali sama dalam banyak kasus jika Anda pergi dan datang dari tempat yang juga merupakan kota Romawi."
Dengan kata lain, banyak rute Eropa berasal dari jalan Romawi. Rute-rute tersebut telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. "Jalan raya yang baru dibangun menghindari tempat-tempat berpenduduk untuk menghemat uang dalam memperoleh tanah, jadi itu berarti beberapa jalan raya baru tidak selalu berasal dari rute Romawi lama." kata Parcero-Oubiña.
Jadi, apakah semua jalan memang menuju Romawi? Parcero-Oubiña mengatakan, itu tergantung pada seberapa penting kamu menilai jalan tersebut. "Logika cara kerja kerajaan kuno tidak begitu berbeda dengan negara modern. Bangsa Romawi tidak jauh berbeda dengan kita; mereka hanya berusaha meminimalkan rute untuk menghemat waktu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Jalur utama Kerajaan Romawi menghubungkan kota-kota penting ke kota penting lainnya. Rute ini akan dibuat usai sebuah negara dianeksasi dan ditaklukan oleh Romawi. Sebab, jika tidak dikuasai, maka jalur yang mereka buat akan berisiko berbahaya saat melakukan perjalanan.
Di hari awal setelah merebut wilayah dari kelompok lain atau non-Romawi, Kekaisaran Romawi akan tetap menggunakan rute yang lebih aman, tidak melalui hutan lebat atau pegunungan di provinsi yang baru mereka kuasai, kata Parcero-Oubiña. Namun, begitu sebuah provinsi dikuasai penuh, mereka mulai membuka jalan-jalan baru untuk mempercepat perdagangan dan menjaga militer di garis depan.
"Jalan utama menghubungkan tempat-tempat penting, jadi, dalam satu atau lain cara, semuanya berakhir atau dimulai di Roma, tetapi Anda tidak harus melalui Roma saat bepergian dari London ke Paris," kata Parcero-Oubiña.
ADVERTISEMENT
Jalan dirancang agar roda dan hewan bisa melaju dengan mulus. Dengan kata lain, jalan tersebut jauh lebih bagus ketimbang jalur berlumpur.
"Mereka dibangun dengan lapisan yang berbeda seperti tanah dan batu, dan akhirnya lempengan batu besar di atasnya. Mereka tidak rata, tetapi semacam kubah yang memungkinkan drainase yang tepat," kata Parcero-Oubiña.
Kemudian ada rute lain yang tidak diaspal. Jalur-jalur itu menghubungkan kota-kota kecil. Jadi sekali lagi, apakah semua jalan Romawi menuju ke Roma? Tidak, tapi karena banyak sekali hal yang penting di Roma, pada akhirnya semua berakhir di sana.
“Koneksi via laut jauh lebih bermanfaat karena lebih cepat dan lebih murah,” katanya. "Jika Anda ingin pergi dari Iberia barat ke Roma, misalnya, Anda mungkin menggunakan perahu, bukan kuda dan kereta.”
ADVERTISEMENT
* * *
Ikuti survei kumparan Tekno & Sains dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveiteknosains