Benarkah Arkeolog Telah Temukan Rumah Masa Kecil Yesus? Ini Faktanya

26 November 2020 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pintu menuju ruang bawah tanah di biara Sisters of Nazareth. Foto: Bahnfrend via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
zoom-in-whitePerbesar
Pintu menuju ruang bawah tanah di biara Sisters of Nazareth. Foto: Bahnfrend via Wikimedia Commons (CC BY-SA 4.0)
ADVERTISEMENT
Seorang arkeolog kenamaan Inggris bernama Ken Dark disebut telah menemukan rumah masa kecil Yesus, menurut laporan berbagai media yang melansir laporan Russian Today.
ADVERTISEMENT
Dark, yang merupakan ahli arkeologi dari Universitas Reading, selama 14 tahun terakhir ini mempelajari sisa-sisa bangunan abad ke-1 yang berada di bawah biara zaman modern. Hasil penelitiannya berbuah buku berjudul The Sisters of Nazareth Convent: A Roman-period, Byzantine, and Crusader site in central Nazareth yang dipublikasi September 2020.
Pada abad ke-19, Dark menjelaskan bangunan tersebut sempat dianggap sebagai rumah Yesus, Bunda Maria, dan ayah legal Yesus, Yusuf. Namun, gagasan itu dibantah oleh para arkeolog sejak tahun 1930-an.
Situs tersebut pun kemudian dilupakan dari sorotan akademis sejak saat itu. Akhirnya Dark meluncurkan proyek pada tahun 2006 untuk menyelidiki kembali reruntuhan bangunan tersebut.
"Saya tidak pergi ke Nazareth untuk menemukan rumah Yesus, saya sebenarnya melakukan studi tentang sejarah kota (Nazareth) sebagai pusat ziarah Kristen Bizantium," kata Dark kepada BBC. "Tidak ada yang lebih terkejut dari saya."
Kota Nazareth di Israel. Foto: AHMAD GHARABLI/AFP
Rumah Yesus yang dimaksud Dark dapat ditemukan di bawah biara Sisters of Nazareth di pusat Nazareth, Israel. Ia terletak di dekat Basilika Kabar Sukacita yang terkenal, tempat di mana banyak orang Kristen percaya bahwa malaikat Gabriel memberi tahu Maria bahwa dia akan memiliki seorang anak.
ADVERTISEMENT
Bangunan itu berasal dari abad pertama Masehi, menurut Dark, dan tampaknya merupakan "rumah keluarga yang khas pada waktu dan tempatnya". Rumah itu berada dalam kondisi terawat baik, sebagian dibangun di lereng bukit kapur dan menggunakan bagian gua alami sebagai ruangnya.
Dark mengatakan, siapa pun yang membangun rumah itu memiliki pengetahuan yang sangat baik tentang pekerjaan membangun bangunan dengan batu. Nah, menurut Injil berbahasa Yunani Kuno, jelas Dark, pekerjaan membangun dengan batu itu disebut ‘tekton’. Istilah tekton sendiri digunakan Injil berbahasa Yunani Kuno untuk merujuk pekerjaan Yusuf.
“Siapa pun yang membangun rumah itu memiliki pemahaman yang sangat baik tentang pekerjaan batu. Itu akan konsisten dengan jenis pengetahuan yang kita harapkan dari seseorang yang mungkin disebut tekton,” katanya. “Dengan sendirinya, tidak langsung mengatakan, 'ini adalah di mana Yesus tinggal.’”
ADVERTISEMENT
Dark menjelaskan, sebuah gereja kuno yang dihiasi dengan mosaik ditemukan di samping sisa bangunan yang diduga merupakan rumah Yesus. Gereja itu didirikan pada abad keempat Masehi.
Satu abad kemudian, sebuah gereja baru dibangun di atas rumah dan gereja sebelumnya. Gereja baru ini menjadi tempat ibadah terbesar di Nazareth.
Kota Nazareth di Israel. Foto: AHMAD GHARABLI/AFP
Gereja ini punya dekorasi marmer, mosaik, dan "hampir pasti" merupakan bangunan yang digambarkan oleh seorang peziarah sebagai Gereja Nutrisi (Church of the Nutrition). Nama gereja itu berasal dari gagasan bahwa bangunannya dibangun di atas ruang bawah tanah yang berisi rumah sang nabi ketika muda.
"Kami tahu dari bukti tertulis bahwa gereja ini diyakini pada periode Bizantium telah dibangun di situs rumah Yesus dan tempat tinggal yang disimpan di ruang bawah tanahnya,” kata Dark kepada BBC. "Ini hampir pasti Gereja Nutrisi, yang didedikasikan untuk mendidik Kristus, dan disebutkan dalam catatan peziarah abad ke-7."
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah artikel yang dipublikasi jurnal Palestine Exploration Quarterly pada 2012, Dark berargumen bahwa Gerja Nutrisi itu adalah biara Sisters of Nazareth yang ada saat ini. Adapun catatan dari abad ke-7 yang dimaksud oleh Dark adalah buku De locis sanctis, yang dibuat pada tahun 698 oleh biarawan asal Irlandia bernama Adomnán untuk Raja Aldfrith dari Northumbria, setelah dirinya berziarah ke tanah suci.
Meski demikian, Dark pada dasarnya tidak mengklaim apa pun bahwa dia telah menemukan rumah masa kecil Yesus. Kepada CBS News, dia menjelaskan teorinya “sama sekali bukan kasus yang konklusif.”
Patung ilustrasi Bunda Maria dan Yesus. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Dark mengaku dirinya tidak mengarang cerita. Dia menyebut, dirinya sebagai arkeolog hanya berbicara sesuai dengan bukti yang ada. Sejauh ini, dia belum bisa dengan yakin menyebut bangunan di bawah biara Sisters of Nazareth adalah rumah masa kecil Yesus, meski tak bisa juga dibilang tidak mungkin.
ADVERTISEMENT
"Di satu sisi, kami dapat mengajukan kasus yang sangat masuk akal bahwa ini adalah rumah masa kanak-kanak Yesus. Namun di sisi lain, sebenarnya pembuktian itu berada di luar jangkauan bukti. Masih bisa diperdebatkan apakah mungkin untuk membuktikan itu,” kata Dark.