Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Benarkah Hanya 10 Persen Otak yang Kita Gunakan buat Berpikir?
31 Mei 2023 14:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Masih ingatkah kamu dengan film “Lucy” yang dirilis pada tahun 2014 lalu? Film tersebut mencoba berbicara tentang bagaimana kapasitas otak manusia dan berapa persen kita menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Film Lucy ini didasarkan pada premis bahwa kita hanya menggunakan 10 persen kemampuan otak. Pertanyaannya, apakah premis itu benar adanya? Kalau salah, berapa persentase otak yang sebenarnya kita gunakan? Mari kita bahas lebih jauh.
Dilansir IFLScience, pada dasarnya otak terbagi jadi tiga wilayah utama: Otak besar, otak kecil, dan batang otak. Setiap area otak memiliki fungsi dan peran yang berbeda, tapi ketiganya saling kerja sama tergantung pada apa yang kita lakukan. Jumlah otak yang manusia gunakan juga bervariasi.
“Kita menggunakan hampir setiap bagian otak,“ kata Barry Gordon, ahli saraf di Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore kepada Scientific American. “Sebagian besar otak aktif hampir sepanjang waktu.”
Faktanya, dalam 24 jam semua bagian dari organ kita yang paling kompleks akan digunakan. Bahkan saat kita beristirahat atau tidur sekalipun, banyak bagian otak yang aktif.
ADVERTISEMENT
“Bukti menunjukkan selama satu hari kamu menggunakan 100 persen otak,” ujar John Hanley, ahli saraf di Mayo Clinic di Roschester, Minnesota.
Ini artinya, ketika orang mengalami kerusakan otak, dia masih bisa menggunakan seluruh kemampuan otaknya untuk melakukan tugas sehari-hari.
“Otak memiliki cara untuk mengimbangi dan memastikan bahwa apa yang tersisa mengambil alih aktivitas,” ujarnya.
Plastisitas inilah yang menjelaskan bagaimana orang-orang yang kehilangan bagian otaknya masih bisa berfungsi.
Bagaimana kita tahu kalau penggunaan 10 persen otak di film Lucy adalah premis yang keliru?
Sebuah teknik disebut functional magnetic resonance imagining (fMRI) digunakan untuk membantah mitos 10 persen tersebut. Teknik ini mengukur aliran darah dan oksigenasi di otak untuk mendeteksi aktivitas di berbagai wilayah. Hasilnya, saat melakukan tugas-tugas sederhana, lebih dari sepersepuluh otak aktif.
ADVERTISEMENT
“Tapi mungkin 10 persen mengacu pada jumlah sel otak,” tulis Claudia Hammond pada 2012 di BBC Future. “Lagi-lagi ini tidak benar. Ketika ada sel saraf yang tersisa, mereka akan merosot dan mati atau diambil alih oleh area lain di dekatnya. Kami hanya tidak membiarkan sel-sel otak kami bermalas-malasan.”
Sementara fakta lain yang ditulis ahli saraf, Amy Reichelt, di The Conversation pada 2014 menyebut bahwa angka hanya 10 persen kapasitas otak yang digunakan sebenarnya tidak masuk akal. Otak kita hanya terdiri dari 2 persen dari massa tubuh, namun menggunakan 20 persen energi kita.
Jadi enggak bener ya kalau otak yang kita gunakan hanya 10 persen saja.