Benarkah jika Ikan Laut Dalam Ini Muncul ke Darat akan Terjadi Gempa Dahsyat?

22 Juli 2023 15:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi oarfish. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oarfish. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada rumor yang menyebar di masyarakat soal ikan oarfish. Konon, ikan laut dalam ini dianggap sebagai hewan pembawa kabar buruk jika mereka terdampar di pantai, sebab dia bisa menjadi tanda akan terjadinya gempa bumi dahsyat.
ADVERTISEMENT
Benarkah begitu?
Oarfish sendiri umumnya hidup di kedalaman laut sekitar 200 meter di bawah permukaan. Mereka juga bisa ditemukan di kedalaman 1.000 meter di bawah permukaan laut, sehingga jarang terlihat oleh manusia.
Oarfish berwarna perak metalik dengan bercak dan tanda bergelombang di tubuhnya, serta sirip warna merah atau merah muda. Mereka punya kepala cekung dan mulut yang sangat menonjol–karakteristik ordo Lampridiformes. Ia punya sirip di punggung yang membentang sepanjang tubuhnya. Ada duri kecil yang menonjol di ekor dan memiliki sirip panjang di bawah tubuhnya.
Berdasarkan penelitian terhadap oarfish yang terdampar di pantai, mereka biasanya memakan krill atau udang euphausiid. Meski oarfish hidup di laut dalam, tapi terkadang mereka juga ditemukan di dekat permukaan. Oarfish dapat ditemukan di semua perairan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Mitos oarfish sebagai hewan pembawa pesan bencana tidak hanya diyakini oleh penduduk Indonesia saja, tapi di belahan dunia lain juga, termasuk masyarakat Filipina. Bahkan, kepercayaan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Benarkah hewan bisa merasakan tanda akan adanya gempa?

Sejarawan Yunani, Thucydides, pernah menulis bagaimana respons hewan sesaat sebelum terjadi bencana pada tahun 373 SM. Dia mengatakan beberapa hari sebelum gempa mematikan melanda Kota Helice, hewan seperti anjing, tikus, ular, dan musang sudah meninggalkan kota tersebut.
Sementara itu, anekdot lain soal perilaku abnormal hewan sebelum terjadinya bencana pernah ditulis dalam laporan gempa Naples pada 1805. Begini bunyinya:
“Beberapa menit sebelum gempa, lembu dan sapi biasanya mulai gelisah, domba dan kambing mengembik sambil kebingungan, sementara anjing-anjing melolong dengan keras, angsa dan unggas juga bertindak tak karuan, kuda yang diikat melompat dan mencoba membuka tali kekang yang mengikatnya, kuda yang sedang berjalan tiba-tiba berhenti dan mendengus dengan cara yang sangat aneh,” tulis salah satu laporan gempa Naples tahun 1805.
ADVERTISEMENT
"Kucing-kucing itu ketakutan dan berusaha bersembunyi, atau rambut mereka berdiri dengan liar. Kelinci dan lalat terlihat meninggalkan liangnya, burung-burung bangkit, seolah ketakutan dari tempat mereka hinggap, dan ikan meninggalkan dasar laut dan berenang ke dekat pantai, di mana di beberapa tempat mereka diambil dalam jumlah besar.
Kisah selanjutnya disebut bahwa semut dan reptil meninggal rumah mereka, sementara belalang berterbangan di jalanan.
"Sejumlah anjing, beberapa menit sebelum kejutan pertama terjadi, membangunkan tuannya yang sedang tidur, dengan menggonggong dan menariknya, seolah-olah ingin memperingatkan mereka tentang bahaya yang akan datang, dan dengan demikian beberapa orang dapat menyelamatkan diri mereka sendiri," tambah laporan tersebut.
Faktanya, sampai saat ini ilmu pengetahuan belum bisa memastikan benar tidaknya hewan bisa merasakan tanda gempa bumi atau bencana, termasuk oarfish. Meski jarang, oarfish yang tiba-tiba naik ke permukaan atau terdampar di pantai beberapa kali tercatat dalam sejarah, baik ketika tidak ada gempa maupun ditemukan setelah atau sebelum terjadinya gempa.
ADVERTISEMENT
Yang pasti, jika benar oarfish yang terdampar atau pergerakan ikan bisa jadi pertanda akan terjadinya gempa atau bencana, maka ini merupakan kabar baik bagi para ilmuwan dalam memprediksi suatu bencana. Namun, sampai saat ini anggapan tersebut belum terbukti secara ilmiah.
Dalam sebuah studi, misalnya, tim mencoba melihat catatan penampakan ikan laut dalam dan catatan gempa besar. Mereka menemukan bahwa dari 336 penampakan ikan dan 221 gempa bumi dalam jangka waktu yang sama, hanya satu penampakan ikan laut dalam yang berbarengan dengan gempa.
Dengan begitu, peneliti belum bisa menemukan korelasi antara kedua fenomena tersebut–pergerakan ikan dan gempa bumi.