Benarkah Kegemaran Manusia pada Alpukat Bisa Merusak Lingkungan?

5 Desember 2018 20:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cover Manfaat Alpukat (Foto: Dok.Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Cover Manfaat Alpukat (Foto: Dok.Pixabay)
ADVERTISEMENT
Alpukat. Buah yang saat matang kulitnya berubah cokelat kehitaman dan berdaging hijau ini adalah salah satu makanan paling populer di dunia.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, alpukat sering menjadi segelas jus segar. Sementara di AS dan Meksiko, alpukat biasa disulap menjadi saus khas guacamole. Selain jadi jus dan saus, kini ada juga menu roti bakar kekinian yang menggunakan alpukat sebagai bahan utamanya.
Alpukat kini menjadi bahan perbincangan karena baru-baru ini ada sejumlah restoran di Inggris yang mencoret alpukat dari daftar menu mereka. Alasan mereka melakukan ini karena pohon-pohon alpukat merugikan petani dan lahan tempat buah itu tumbuh, seperti di daerah Amerika Selatan.
Jus alpukat (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Jus alpukat (Foto: Shutter Stock)
Tapi benarkah demikian? Benarkah kegemaran kita mengonsumsi alpukat bisa menyebabkan kerusakan lingkungan?
Sayang sekali jawabannya adalah iya, bisa.
Pada 2016 Associated Press melaporkan telah terjadi penggundulan hutan di Meksiko oleh petani lokal. Para petani itu dilaporkan ingin menanam lebih banyak lagi pohon alpukat untuk mendapat lebih banyak keuntungan serta memenuhi pesanan yang terus mengalir.
ADVERTISEMENT
Pihak berwenang kesulitan untuk menangkap para petani yang bersalah. Pasalnya letak perkebunan alpukat ilegal tertutup dahan pohon cemara yang memenuhi hutan tersebut.
"Meski mereka tidak terlihat langsung memotong pohon di hutan, ada pohon alpukat yang tumbuh di bawah dahan cemara di sana. Dalam waktu dekat mereka akan memotong pohon cemara itu," kata Mario Tapia Vargas, peneliti di National Institute for Forestry, Farming and Fisheries Research Meksiko.
Selain itu, Vargas juga mengatakan bahwa kebun alpukat menggunakan air dua kali lipat lebih banyak dibanding hutan biasa yang lebat. Hal itu membuat kebun alpukat liar bisa mengganggu aliran air ke mata air dan akhirnya membunuh pelan-pelan hewan-hewan liar yang bergantung pada mata air itu.
Ilustrasi penggundulan hutan. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penggundulan hutan. (Foto: Wikimedia Commons)
Greenpeace Meksiko pernah mengeluarkan pernyataan atas kejadian ini. Menurut mereka, manusia juga akan terdampak aksi penggundulan hutan untuk kebun alpukat ini.
ADVERTISEMENT
"Selain penggundulan hutan dan efeknya pada penampungan air, zat kimia yang digunakan serta jumlah kayu yang diperlukan untuk mengirimkan alpukat adalah faktor lain yang bisa memiliki efek negatif pada lingkungan serta kehidupan penghuninya," tulis pernyataan Greenpeace Meksiko dikutip dari The Telegraph.
The Independent juga pernah melaporkan bahwa zat kimia yang digunakan pada perkebunan alpukat bisa masuk ke aliran air bawah tanah, sungai dan danau di daerah Jujucato serta Danau Zirahuen di Meksiko.
Ilustrasi racun yang berbahaya. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi racun yang berbahaya. (Foto: Thinkstock)
Alberto Gomez Tagle, ahli lingkungan di Meksiko, menjelaskan bahwa banyak komunitas masyarakat yang bergantung pada air danau tersebut telah terdampak efek dari masuknya zat kimia tersebut.
Ia menuturkan banyak masyarakat di daerah dekat lokasi tersebut mengalami gangguan hati dan ginjal. Menurutnya, masalah ini muncul setelah perkebunan alpukat menyebar luas dan segala jenis pestisida digunakan pada pohon-pohon alpukat.
ADVERTISEMENT