Benarkah Uang Bisa Beli Kebahagiaan? Ini Penjelasan Sains

13 Januari 2023 7:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang. Foto: Bangun Stock Productions/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang. Foto: Bangun Stock Productions/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa orang menganggap uang bisa membeli kebahagiaan, tapi enggak sedikit juga yang menentangnya. Lalu, bagaimana hubungan uang dan kebahagiaan dilihat dari kacamata sains?
ADVERTISEMENT
Menurut sains, uang ternyata memang bisa membeli kebahagiaan, tapi ada batasnya. Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Bath mencoba melihat hubungan antara pendapatan dan kebahagiaan. Hasilnya, pada titik dan dalam keadaan tertentu, uang bisa membeli kebahagiaan.

Apa yang bikin manusia bahagia?

Dikutip BBC Science Focus, pada tingkat paling mendasar, hal-hal yang membuat kita bahagia atau setidaknya memicu respons positif dan reward di otak adalah sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan biologis dasar kita.
Sederhananya, kita manusia membutuhkan banyak hal untuk memastikan kelangsungan hidupnya. Seperti makan, minum, air, udara, tidur, dan keamanan. Otak manusia mengenal hal-hal ini sebagai ‘biologically significant’, artinya jika kita mendapatkannya, kita merasa bahagia.
Karena otak kita dapat membuat lompatan intuitif dan abstrak, ia bisa dengan mudah memahami bahwa mendapatkan uang berarti bisa lebih mudah memenuhi kebutuhan. Misalnya, makan makanan yang disukai selalu menyenangkan, tetapi pada titik tertentu kita akan merasa kenyang, dan makan lebih banyak bisa menyebabkan perut tidak nyaman.
Ilustrasi anak dapat THR atau uang Lebaran atau angpao. Foto: Firdaus Khaled/Shutterstock
Ada juga fenomena yang disebut pembiasaan, di mana bagian otak kita belajar untuk tidak bereaksi pada hal yang sudah terprediksi. Sebaliknya, hal-hal baru yang mengejutkan dan tidak terduga justru cenderung lebih membahagiakan ketimbang hal yang sudah diprediksi.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus uang, misalnya, menerima gaji setiap bulan memang menyenangkan. Tapi menerima uang secara tidak terduga, meski jumlahnya sedikit, itu bisa membuat kita jauh lebih bahagia.
Contoh lain, saat kita benar-benar membutuhkan uang untuk kebutuhan, mendapatkan uang akan sangat membahagiakan. Tapi ketika kita memiliki uang melampaui titik tersebut atau “aman secara finansial”, uang masih bermanfaat tapi nilai kebahagiaannya akan berkurang, tidak seperti saat kita benar-benar membutuhkannya.
Di zaman sekarang, kita mungkin membutuhkan uang buat melakukan banyak hal, tetapi hubungan uang dengan kebahagiaan ini terjadi secara tidak langsung. Artinya, uang hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan, bukan langsung memberikan kebahagiaan.
Ilustrasi tidur di atas uang. Foto: Shutter Stock

Berapa banyak uang yang bisa bikin kita bahagia?

Menjawab pertanyaan ini tidak semudah mengucapkan, iya atau tidak. Sebab, menurut penelitian tidak ada jawaban yang pasti untuk menentukan berapa banyak uang yang dibutuhkan seseorang untuk bahagia.
ADVERTISEMENT
Jawaban setiap orang berbeda dan bervariasi. Beberapa orang merasa akan hidup bahagia dengan jumlah uang yang secukupnya. Yang lain berpikir, mereka bisa bahagia kalau punya banyak duit. Faktanya, studi yang dilakukan University of Bath menemukan bahwa pandangan orang terhadap uang dan kebahagian juga dipengaruhi oleh budaya.
Dalam budaya kapitalis, gagasan orang terhadap keamanan dan finansial sangat berbeda, dan orang-orang kapitalis yang memiliki banyak uang cenderung tidak bahagia daripada mereka yang memiliki sedikit uang. Orang kaya kapitalis ini cenderung lebih banyak yang mereka khawatirkan.
Pada akhirnya, kata “uang tidak bisa membeli kebahagiaan” mungkin menjadi kurang tepat. Karena tanpa uang, kita tidak bisa membeli apa yang diinginkan dan bisa membuat kita bahagia. Tapi semuanya balik lagi ke diri masing-masing. Tergantung bagaimana kita menilai uang dan kebahagiaan.
ADVERTISEMENT