Berapa Lama Manusia Bisa Terjaga Tanpa Tidur?

28 Maret 2023 9:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minum kopi saat begadang. Foto: mavo/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minum kopi saat begadang. Foto: mavo/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bukan sehari atau dua hari, berdasarkan catatan Guinness World Record, ada manusia yang mampu tidak tidur selama lebih dari 10 hari.
ADVERTISEMENT
Dia bernama Randy Gardner, pria berusia 17 tahun yang terus terjaga selama 11 hari 25 menit demi mempersiapkan proyek pameran sains sekolah menengah atas di California pada 1963.
Orang lain yang berhasil memecahkan rekor ini adalah Robert McDonald, yang tidak tidur selama 18 hari 22 jam pada 1986. Pada 1997, Guinnes World Record kemudian berhenti mencatat rekor kategori manusia tidak tidur terlama karena alasan bahaya kesehatan.
Yang jadi pertanyaan, benarkah terjaga dalam waktu lama berbahaya bagi kesehatan? Apa yang terjadi pada tubuh seseorang ketika dia mengalami kurang tidur?
Tidur diperlukan untuk fungsi tubuh, seperti memperbaiki suasana hati, mengontrol berat badan, meningkatkan daya ingat dan daya pikir, serta meningkatkan sistem imunitas. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) kurang tidur bisa meningkatkan risiko bagi kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan depresi.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut para ilmuwan, manusia membutuhkan enam hingga delapan jam tidur setiap harinya. Namun, tidak jarang ada orang yang bisa terjaga selama 24 jam, seperti para pelajar yang harus mengejar tugas besok hari, atau para buruh yang lagi banyak kerjaan.
Ilustrasi ibu susah tidur. Foto: amenic181/Shutterstock
“Pada tahap kurang tidur ini, sulit membedakan antara tidur dan terjaga. Saat seseorang mulai terjaga 24 jam tanpa tidur, aktivitas otak mereka sudah menunjukkan sinyal bahwa mereka berada di batas antara tidur dan bangun, meski mereka tampak terjaga,” kata dr. Oren Cohen, seorang ahli obat tidur di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City.
Kondisi ini disebut sebagai gangguan tidur atau micro-sleep. Orang yang tidak tidur selama berjam-jam memang tampak masih terjaga, tapi otak mereka tanpa sadar masuk ke dalam fase tidur yang tidak normal, mencakup interval kurangnya konsentrasi atau halusinasi.
ADVERTISEMENT
“Ketika ada seseorang mengatakan kepada saya ‘Saya belum tidur selama berminggu-minggu’, itu hampir tidak mungkin,” kata dr Alon Avidan, yang memimpin Sleep Disorders center di University of California, Los Angeles.
“Saya akan sulit percaya bahwa seseorang dapat tetap terjaga selama lebih dari 24 jam tanpa fase mirco-sleep ini,” tambah Cohen.
Avidan mengatakan, berapa lama orang bisa terjaga tanpa tidur akan sulit untuk ditentukan. Kurang tidur kronis akan sangat membahayakan sehingga tidak mungkin untuk dilakukan penelitian pada manusia. Kendati begitu, para peneliti punya data tentang orang-orang yang punya penyakit langka disebut fatal familial insomnia (FFI).
Pasien FFI memiliki mutasi genetik yang menyebabkan protein abnormal menumpuk di otak dan ini akan memperburuk proses tidur. Tubuh mereka bakal semakin tak terkendali dan akhirnya meninggal karena protein abnormal menumpuk dan merusak sel-sel otak. Gangguan tersebut membunuh sebagian besar pasien dalam waktu rata-rata 18 bulan.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak tidur dengan mulut terbuka. Foto: Treetree2016/Shutterstock
Sebuah penelitian pada 1989 pada tikus menunjukkan bahwa hewan hanya mampu terjaga antara 11 hingga 32 hari sebelum akhirnya mati. Sementara studi tahun 2019 yang terbit di Nature and Science of Sleep menemukan bahwa orang-orang yang terlibat penelitian hanya mampu terjaga secara normal selama 16 jam. Di jam berikutnya, peserta mulai mengalami gangguan konsentrasi dan keadaan lebih buruk bagi peserta dengan insomnia kronis.
Sebuah studi tahun 2000 menemukan, orang yang terjaga selama 24 jam akan mengalami efek seperti orang mabuk alkohol, seperti bicara cadel, sulit menentukan keputusan, daya ingat dan konsentrasi turun, mudah marah, gangguan penglihatan, pendengaran, hingga tremor.
Sementara jika orang terjaga selama 36 jam, dia akan mengalami peningkatan penanda inflamasi dalam darah dan mengembangkan ketidakseimbangan hormon serta memperlambat metabolisme, menurut laporan Cleveland Clinic. Hanya sedikit penelitian yang terjadi saat orang tidak tidur selama 72 jam, dan dalam beberapa studi disebut orang itu akan mengalami cemas, depresi, halusinasi, dan masalah fungsi eksekutif.
ADVERTISEMENT
Kurang tidur ini sangat mungkin dialami oleh pekerja shifting, sebab mereka tidak bisa tidur pada waktu yang sama. Dan yang perlu diperhatikan adalah, kurang tidur tak bisa digantikan oleh hari besok atau akhir pekan. Jadi, yang terbaik adalah tidur teratur agar tetap sehat dan jangan begadang kalau tidak ada perlunya, seperti lagu Rhoma Irama.