Berciuman Mungkin Diawali dari Kebiasaan Berbagi Makanan

25 Juni 2018 9:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ciuman bisa mengeluarkan banyak zat dalam tubuh. (Foto: Thinkstock/PIKSEL)
zoom-in-whitePerbesar
Ciuman bisa mengeluarkan banyak zat dalam tubuh. (Foto: Thinkstock/PIKSEL)
ADVERTISEMENT
Berciuman merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan perasaan cinta dan memperlihatkan romantisme. Secara sains, berciuman masih menyimpan banyak misteri yang belum terjawab, termasuk pertanyaan mengapa kita mencium seseorang.
ADVERTISEMENT
Sebuah bidang ilmu secara khusus diciptakan untuk mempelajari soal berciuman, yaitu philematology.
Bukan hanya manusia yang melakukan ciuman. Pada tahun 1915, peneliti menemukan perilaku menyatukan bibir pada simpanse dewasa. Perilaku ini ternyata bukan dilakukan untuk mengungkapkan rasa cinta, melainkan untuk berbagi makanan. Simpanse yang menyimpan makanan di mulutnya ‘mencium’ mulut simpanse lain untuk kemudian memberikan makanan.
Para ilmuwan menduga bahwa perilaku ini juga dilakukan oleh nenek moyang manusia sebelum akhirnya berciuman berubah menjadi sesuatu yang romantis.
Lalu, kalau berciuman awalnya merupakan cara untuk berbagi makanan, bagaimana sampai akhirnya berciuman bisa berubah arti dan memiliki makna cinta?
Ilustrasi mulut kering (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mulut kering (Foto: Thinkstock)
Ketika melakukan ciuman di mulut, maka pertukaran ludah pun terjadi. Ludah mengandung zat kimia yang berhubungan dengan seks, seperti misalnya testosteron. Hal ini juga menunjukkan mengapa berciuman biasa dilakukan saat bercinta.
ADVERTISEMENT
Berciuman juga merupakan cara untuk mengetahui apakah pasangan kita merupakan pasangan yang tepat dan apakah mereka mau menjadi pasangan kita. Di tahun 2007, survei dilakukan terhadap lebih dari 1.000 mahasiswa untuk mengetahui cara berciuman mereka yang mereka pilih. Survei ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih menyukai ciuman yang lebih ‘berantakan’.
Hipotesis penelitian ini mengatakan laki-laki umumnya kurang sensitif terhadap rangsangan kimiawi, karena itu, mereka membutuhkan lebih banyak air liur untuk menentukan apakah ia memilih pasangan yang tepat.
Ilustrasi pasangan Rusia.  (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan Rusia. (Foto: Pixabay)
Meski ciuman yang dilakukan oleh pasangan adalah sesuatu yang baik dan memiliki manfaat kesehatan seperti dapat menurunkan kolesterol, kebersihan dan kesehatan mulut harus selalu diperhatikan karena berciuman dapat merupakan jalan masuknya 80 juta bakteri ke mulut.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyakit yang bisa disebarkan melalui berciuman adalah herpes mulut yang menyebabkan luka di mulut dan diiring dengan demam.