Berkat Koin Arab Kuno Ini, Misteri Bajak Laut Paling Kejam di Dunia Terungkap

27 April 2021 13:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koin perak Arab abad ke-17, yang ditemukan Bailey. Koin ini dicetak pada tahun 1693 di Yaman. Foto: Steven Senne/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Koin perak Arab abad ke-17, yang ditemukan Bailey. Koin ini dicetak pada tahun 1693 di Yaman. Foto: Steven Senne/AP Photo
ADVERTISEMENT
Jim Bailey, seorang sejarawan amatir yang gemar mendeteksi logam, tak pernah menyangka dirinya bakal mengungkap misteri bajak laut paling dicari dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
Pada 2014 lalu, ia menemukan sejumlah koin Arab kuno di Rhode Island, AS. Dan ternyata, koin itu menjadi kepingan puzzle yang dibutuhkan untuk menjelaskan ke mana perginya Henry Every, bajak laut tersohor asal Inggris yang menghilang sejak akhir abad ke-17.
Koin Arab kuno yang ditemukan Bailey bukanlah koin kuno biasa. Tak hanya karena koin itu merupakan salah satu uang tertua yang pernah ditemukan di Amerika Utara, ia juga dapat menjelaskan bagaimana bajak laut paling kejam dalam sejarah lenyap begitu saja.
“Ini adalah sejarah baru dari kejahatan yang hampir sempurna,” kata Bailey kepada Associated Press baru-baru ini.
Pada 7 September 1695, kapal bajak laut Fancy yang dikomandoi oleh Every menyergap dan menangkap Ganj-i-Sawai, sebuah kapal kerajaan milik kaisar India, Aurangzeb, yang saat itu merupakan salah satu orang terkuat di dunia. Saat itu, kapal Ganj-i-Sawai mengangkut peziarah haji dari India serta membawa emas dan perak yang saat ini bernilai puluhan juta dolar AS.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan sejarah, anak buah Every membunuh penumpang laki-laki di kapal itu dan memperkosa para penumpang perempuan. Setelah insiden ini, Every diketahui pergi ke Bahama, surganya para bajak laut di dunia.
Ilustrasi Henry Every dan kapal Fancy. Foto: Wikimedia Commons
Kejahatan Every dan komplotannya sampai ke telinga Raja Inggris pada waktu itu, William III, yang akhirnya menggelar sayembara untuk memburu bajak laut tersebut.
"Jika Anda Google 'orang paling diburu pertama di seluruh dunia', hasilnya muncul sebagai Every," kata Bailey. "Semua orang mencari orang-orang ini."
Sampai sekarang, sejarawan mengira bahwa Every akhirnya berlayar ke Irlandia pada tahun 1696, sampai tindak tanduknya tak terdengar lagi.
Namun, Bailey mengatakan, koin yang dia dan orang lain temukan adalah bukti bajak laut terkenal itu pergi ke koloni Amerika, di mana dia dan krunya menggunakan hasil koin jarahan sebagai alat tukar untuk pengeluaran sehari-hari.
ADVERTISEMENT

Koin Arab dari 1693

Menurut laporan Associated Press, para ilmuwan mengonfirmasi bahwa koin Arab kuno yang ditemukan Bailey dicetak di Yaman pada 1693. Konfirmasi ini menimbulkan pertanyaan, kata Bailey, karena tidak ada bukti bahwa koloni awal yang pergi Amerika pernah melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk berdagang hingga beberapa dekade kemudian.
Koin perak Arab abad ke-17, yang ditemukan Bailey. Koin ini dicetak pada tahun 1693 di Yaman. Foto: Steven Senne/AP Photo
Koin Arab kuno di Amerika Serikat pertama ditemukan pada tahun 2014 di Sweet Berry Farm, Rhode Island, oleh Bailey. Pada saat itu, Bailey memang hendak mencari koin kuno, setelah dua tahun sebelumnya menemukan koin kolonial kuno, gesper sepatu abad ke-18, dan beberapa bola senapan di lokasi tersebut.
Apa yang dicari Biley jadi kenyataan. Detektor logam yang dia pindai ke tanah mengeluarkan sinyal. Bailey lalu menggali tanah tempat sinyal berasal dan menemukan koin yang awalnya dia kira sebagai uang Spanyol kuno.
ADVERTISEMENT
Setelah melihat lebih dekat, Bailey menyadari apa yang dia temukan bukanlah koin Spanyol. Di koin tersebut, tertulis jelas aksara Arab. “Saya pikir, 'Ya Tuhan,'” katanya.

Misteri hilangnya bajak laut paling kejam di dunia

Sejak Bailey menemukan koin Arab kuno itu, pendeteksi lain telah menemukan 15 koin Arab tambahan. Sebanyak 10 koin ditemukan di Massachusetts, tiga di Rhode Island dan dua di Connecticut. Sisanya ditemukan di North Carolina, tempat yang menurut catatan beberapa awak Every pertama kali datang ke darat.
"Sepertinya beberapa krunya dapat menetap di New England dan berintegrasi," kata Sarah Sportman, arkeolog negara bagian Connecticut. “Ini hampir seperti skema pencucian uang.”
Sejarawan amatir Jim Bailey menggunakan detektor logam untuk memindai artefak koin Kolonial di sebuah lapangan, di Warwick, Rhode Island. Foto: Steven Senne/AP Photo
Meskipun kedengarannya tidak terpikirkan sekarang, Every bisa saja menyamar sebagai pedagang budak, profesi yang muncul di New England 1690-an, untuk berbaur dengan masyarakat. Dalam perjalanannya ke Bahama, Bailey menyebut bahwa Every sempat berhenti di pulau Réunion Prancis untuk mendapatkan beberapa budak kulit hitam.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan ini didapatkan Bailey setelah dia menemukan catatan sebuah kapal bernama Sea Flower, yang digunakan oleh para perompak setelah mereka meninggalkan Fancy, berlayar di sepanjang pesisir timur Amerika. Ia tiba dengan hampir empat lusin budak pada tahun 1696 di Newport, Rhode Island, yang menjadi pusat utama perdagangan budak Amerika Utara pada abad ke-18.
“Ada dokumentasi sumber utama yang ekstensif untuk menunjukkan koloni Amerika adalah basis operasi bagi bajak laut,” kata Bailey, yang memegang gelar di bidang antropologi dari University of Rhode Island.
Hipotesis yang disampaikan Bailey ini telah terbit dalam jurnal penelitian American Numismatic Society, sebuah organisasi yang mengabdikan diri untuk mempelajari koin dan medali.
Arkeolog dan sejarawan pun mengapresiasi penelitian Bailey. Mereka bilang, hipotesis yang disampaikan Bailey memberi petunjuk baru pada salah satu misteri kriminal paling abadi di dunia.
ADVERTISEMENT
“Penelitian Jim sangat sempurna,” kata Kevin McBride, profesor arkeologi di University of Connecticut. “Itu hal yang keren. Benar-benar cerita yang cukup menarik. "