Berniat Mabuk dengan Deodoran, Remaja Belanda Tewas Kena Gagal Jantung

18 November 2018 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi deodoran sempot (Foto: chezbeate/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi deodoran sempot (Foto: chezbeate/Pixabay)
ADVERTISEMENT
Ada-ada saja cara orang untuk membuat diri mereka mabuk alias ‘nge-fly’. Di Indonesia, beberapa cara tidak lazim dilakukan untuk mendapatkan sensasi seperti ini, di antaranya seperti menghisap aroma lem dan meminum air rebusan pembalut.
ADVERTISEMENT
Sementara di Belanda, seorang remaja pria berusia 19 tahun, mencoba untuk membuat dirinya nge-fly dengan cara menghirup deodoran semprot. Remaja ini memang telah beberapa kali menyalahgunakan ketamine, obat yang digunakan untuk anestesi dan ganja.
Daily Mail memberitakan, sebelum menyemprotkan deodoran, remaja tersebut menutup kepalanya terlebih dahulu dengan handuk kemudian menghirup deodoran yang disemprotkan hingga ia merasakan kepanya menjadi ringan, pusing, dan gembira.
Namun, efek menghirup deodoran ini ternyata mematikan. BMJ Case Reports melaporkan remaja tersebut meninggal dunia. Setelah menghirup deodoran, ia menjadi hiperaktif dan akhirnya ia terkena gagal jantung. Beberapa hari setelah terkena gagal jantung, ia pun meninggal dunia.
"Penyalahgunaan narkoba dengan menghirup zat produk rumah tangga yang mudah menguap jarang terjadi, namun, hal ini dapat mematikan," demikian tertulis dalam laporan BMJ Case Reports, seperti dikutip oleh The Washington Post. "Penyalahgunaan inhalan dapat menjadi penyebab kematian pada pasien muda."
ADVERTISEMENT
Inhalan adalah senyawa yang mudah menguap dan dapat menghasilkan efek toksik yang mirip dengan alkohol. Inhalan dapat mempengaruhi sistem saraf ketika dihirup. Menghirup lem atau ngelem, menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), juga merupakan salah satu bentuk penyalahgunaan inhalan.
Ilustrasi deodoran sempot (Foto: 955169/Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi deodoran sempot (Foto: 955169/Pixabay)
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menghirup zat yang engandung bahan kimia beracun adalah cara yang lebih sering digunakan oleh remaja untuk mendapatkan sensasi nge-fly karena mereka tidak memiliki akses untuk mendapatkan narkoba.
Kelompok riset medis Mayo Clinic mengatakan, dengan cara menghirup zat beracun maka akan timbul rasa euforia yang berlangsung sekitar 15 hingga 45 menit.
Efek menghirup inhalan dapat mempengaruhi kesehatan. Saat dihirup, maka seseorang akan merasakan sakit kepala, pusing, bicaranya menjadi cadel dan tentu saja kematian seperti yang dialami oleh remaja asal Belanda ini.
ADVERTISEMENT
“Inhalan dapat menyebabkan jantung bekerja terlalu keras, detak jantung menjadi cepat dan tidak teratur (dysrhythmia) yang kemudian dapat memicu gagal jantung yang mematikan, bahkan untuk orang yang pertama kali menggunakan inhalan pertama kali,” menurut Mayo Clinic.
“Penggunaan inhalan kronis dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal yang serius. Kerusakan otak permanen, gangguan pendengaran, beberapa jenis kanker dan masalah koordinasi juga mungkin terjadi.”