Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Bicara Mutasi Virus Corona, Ini Kata Prof. Iris Rengganis dan Faradilla Yoshi
10 Juni 2021 17:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
Sudah banyak perdebatan di masyarakat tentang efektivitas program vaksinasi yang melemah akibat ditemukannya mutasi virus Corona. Perseteruan ini bukan tanpa sebab, mutasi virus terbukti lebih ganas dan dapat tersebar lebih cepat daripada yang sebelumnya.
Lantas, sebagai masyarakat umum, apa yang dapat kita lakukan untuk memproteksi diri dan membawa dampak perubahan supaya kondisi pandemi COVID-19 tidak semakin memburuk?
Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Alergi & Imunologi, Satgas COVID-19 serta Faradilla Yoshi memberikan saran dan berbagi cerita lewat Instagram LIVE Talk Show Amunizer dan Plossa, dengan tajuk “Vaksinasi vs Virus Covid Bermutasi, Apa yang Harus Dilakukan?” pada Selasa (8/6).
Dalam talk show sepanjang kurang lebih satu jam itu, Prof. Iris dan Dilla menyarankan beberapa langkah yang harus kita ambil untuk memerangi mutasi COVID-19. Apa saja?
Turut mengikuti program vaksinasi untuk membentuk herd immunity
Salah satu cara untuk melemahkan penyebaran COVID-19 adalah dengan membentuk herd immunity. Hal inilah yang disampaikan oleh Prof. Iris ketika membahas tentang ketakutan masyarakat akan penemuan mutasi virus yang bertambah banyak di Indonesia.
Prof. Iris juga menyebutkan bahwa penurunan efektivitas mungkin terjadi jika permasalahan ini terus berlarut. Akan tetapi, di Indonesia, hal ini sedang diteliti dan belum tentu terjadi. Alih-alih menyebarkan informasi yang salah, Prof. Iris meminta masyarakat untuk senantiasa tenang dan melakukan bagiannya; yakni mengikuti program vaksinasi dan melakukan protokol kesehatan.
“Memang benar dapat menurun, tapi belum terbukti di Indonesia, ya. Maka dari itu, semua bagian dari masyarakat perlu mengikuti anjuran pemerintah, yaitu ikut program vaksin. Kita divaksin bukan berarti sembuh atau langsung kebal, masih ada kemungkinan terkena. Namun dengan ini, kita jadi bisa membangun herd immunity atau kekebalan kelompok,” katanya.
Setuju dengan Prof. Iris, Dilla juga ikut menyampaikan pendapatnya tentang pemikiran masyarakat yang masih menolak dan menganggap COVID-19 adalah sebuah hoaks. Sebagai penyintas yang pernah merasakan dampak dari infeksi virus Corona, Dilla ikut angkat suara.
“COVID-19 itu ada, vaksin buat kita dapat memerangi virus ini. Vaksin itu gratis, lho. Maka dari itu, ayo kita vaksin. Lalu seperti yang dikatakan Prof. Iris juga, setelah vaksin pun jangan menggampangkan,” ucap Dilla.
Membangun pola hidup yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Ketika pembawa acara dari kumparan, Melissa Lolindu, menanyakan tentang perjalanan Dilla sewaktu proses penyembuhan, ia turut menyebutkan berbagai macam cara untuk melawan infeksi virus.
Bagi Dilla, kunci utama untuk memerangi serangan penyakit ini adalah dengan membangun pola hidup yang sehat, supaya nantinya daya tahan tubuh pun ikut meningkat. Mulai dari berjemur setiap pagi, tidur yang cukup saat malam, makan makanan bergizi, minum air yang cukup, dan mengonsumsi suplemen tambahan supaya kebutuhan vitamin sehari-sehari juga tercukupi.
Setelah ia diperbolehkan untuk kembali ke rumah, Dilla mendapat banyak sekali saran dari keluarga, teman, dan rekan kerjanya yang menyarankan untuk mengonsumsi suplemen yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Salah satunya adalah Amunizer, suplemen herbal dengan kandungan vitamin C 1000 mg, zinc, dan antioksidan dari ekstrak elderberry, lonicera, forsythia, dan phyllantus niruri.
“Banyak sekali teman-temanku dari media sosial yang bilang coba ini dan itu, salah satunya Amunizer. Karena Amunizer mengandung banyak sekali antioksidan, pas aku browse juga banyak faktanya dan ini aku minum setiap hari karena memang aman,” kata Dilla.
Membenarkan pernyataan Dilla, Prof. Iris juga ikut menyarankan masyarakat untuk membangun pola hidup sehat sejak dini, dan salah satunya adalah dengan mengonsumsi suplemen kesehatan setiap hari.
“Vitamin memang dibutuhkan. Secara umum, kita memang membutuhkannya setiap hari. Jadi, silakan saja mengonsumsi vitamin dan suplemen setiap harinya,” lanjut Prof. Iris.
Selalu menerapkan 3T dan 5M
Sebagai anggota masyarakat, kita dapat terlibat secara aktif dalam pencegahan dan penanganan COVID-19, lho. Ya, kita dapat senantiasa menerapkan 3T dan 5M. 3T berarti testing, tracing, dan treatment; sedangkan 5M merupakan singkatan dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Menurut Prof. Iris, dengan melakukan semua upaya di atas, kita sebagai masyarakat dapat ikut membantu negara ini pulih.
Testing dilakukan saat diri kita merasakan gejala COVID-19. Jika memang dinyatakan positif, tracing harus cepat dilakukan supaya orang-orang yang masih berkontak erat dapat segera memulai isolasi mandiri masing-masing. Terakhir, treatment yang tepat tidak boleh diremehkan; semua harus mengikuti saran dari tenaga kesehatan profesional, lengkap dengan obat yang memang dianjurkan.
“Iya, selalu laksanakan 3T dan 5M, itu adalah cara terbaik bagi masyarakat untuk ikut membantu lingkungan bebas dari COVID-19. Bukan hanya bagi sekitar, tapi juga bagi diri sendiri, kita harus lakukan 3T saat sudah merasa tubuh tidak optimal. Dan kita juga harus melakukan 5M setiap mau pergi. Harus, semua ini harus,” tambah Prof. Iris.
Lebih peka terhadap tubuh ketika beraktivitas di masa pandemi
Meskipun pernah menjadi penyintas, Dilla ikut mengakui dirinya semakin sadar peran penting masyarakat setelah mendengarkan anjuran dari Prof. Iris. Aktris yang tampil di sinetron “Bawang Putih Berkulit Merah” ini menjadi lebih peka terhadap kondisi tubuhnya ketika bekerja.
“Sejak selesai dan sembuh dari COVID-19, aku jadi lebih sadar diri dan peduli sama kesehatanku. Karena waktu itu aku mendeteksi gejalanya saat lagi di lokasi syuting, jadi panik. Aku enggak mau itu terulang,” ceritanya kepada ratusan penonton Instagram LIVE Talk Show Amunizer dan Plossa.
“Di sela kesibukan, aku sempet-sempetin untuk oles Plossa. Ini, nih, inhaler dan roll-on yang bisa membantu kita meredakan pegal-pegal, sakit kepala, gejala masuk angin, kembung dan mual. Aku kalau sudah mulai ngerasa enggak enak, pasti sudah oles di jidat sedikit, di punggung juga, di kaki juga. Plossa ini membuatku semakin rileks,” jelas Dilla.
Plossa tersedia dalam tiga varian yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Terdapat Plossa varian merah Red Hot yang tahan lama dan ampuh untuk meredakan mual. Lalu varian biru Blue Mountain dengan aromaterapi untuk melegakan linu dan kembung dengan sensasi relaksasi. Dan yang terakhir, varian hijau Eucalyptus dengan ekstrak minyak kayu putih yang terbukti dapat menstimulasi peningkatan daya tahan tubuh.
Tidak hanya itu, Plossa juga dapat menjadi minyak angin yang berguna untuk melegakan saluran pernapasan. Cukup oleskan Plossa di masker dan rasakan perlindungan sekaligus relaksasi di saat bepergian ke luar.
“Minyak kayu putih terbukti menstimulasi daya tahan tubuh. Eucalyptus ini punya kemampuan untuk memakan kuman dan virus. Jadi memang selalu jadi pilihan utama,” sambung Prof. Iris.
Begitulah serunya perbincangan Melissa, Prof. Iris, dan Dilla dalam Instagram LIVE Talk Show “Vaksinasi vs Virus Covid Bermutasi, Apa yang Harus Dilakukan?” bersama Amunizer dan Plossa. Untuk lebih banyak tips dan saran, saksikan kembali siaran ulang talk show-nya di sini.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Enesis Group