Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Jika kamu adalah seorang astronaut yang baru mendarat di planet Mars , apa yang kamu butuhkan untuk bisa bertahan hidup di sana? Secara garis besar, kamu membutuhkan empat unsur ini: Air, makanan, tempat tinggal, dan oksigen.
ADVERTISEMENT
Namun, oksigen bukanlah satu-satunya gas yang ada di atmosfer Bumi. Hanya 21 persen dari udara kita yang terdiri dari oksigen, sisanya adalah nitrogen atau sekitar 78 persen.
Lantas jika nitrogen lebih banyak di udara, kenapa kita menghirup oksigen?
Begini cara kerjanya: Secara teknis, ketika menarik napas, kita akan menghirup seluruh gas di atmosfer. Namun, tubuh kita hanya akan menyerap oksigen yang dipompa ke seluruh. Sementara gas selain oksigen akan dikeluarkan saat kita menghembuskan napas.
Udara di Mars
Philindia Gant, Ph.D. Mahasiswa Ilmu Geologi University of Florida menjelaskan di The Conversation, Mars punya atmosfer yang tipis, volumenya hanya 1 persen dari atmosfer Bumi. Dengan kata lain, udara di Mars 99 persen lebih sedikit dibandingkan Bumi.
ADVERTISEMENT
Ini karena ukuran Mars jauh lebih kecil daripada Bumi. Gravitasinya tidak cukup untuk mencegah gas di atmosfer keluar ke luar angkasa.
Selain itu, gas paling melimpah di udara yang tipis itu adalah karbon dioksida. Bagi manusia di Bumi, karbon dioksida adalah gas beracun jika konsentrasinya tinggi.
Beruntung, karbon dioksida di atmosfer kita kurang dari 1 persen. Sementara di Mars, karbon dioksida di udara mencapai 96 persen.
Mars nyaris tidak memiliki oksigen. Perbandingannya hanya sepersepuluh dari 1 persen udara, nyaris tidak mungkin manusia bisa hidup di sana.
Jika kamu mencoba bernapas di Mars tanpa alat bantu antariksa yang memasok oksigen ke tubuh, kamu akan mati dalam sekejap. Kamu akan mati lemas dan karena tekanan atmosfer rendah, darah akan mendidih. Keduanya terjadi secara bersamaan.
ADVERTISEMENT
Hidup tanpa oksigen
Sejauh ini, para peneliti belum menemukan bukti tanda-tanda adanya kehidupan di Mars. Meski sampai saat ini, robot penjelajah NASA terus melakukan pencarian di permukaan Mars untuk mencari jejak kehidupan.
Bagaimanapun, Mars adalah lingkungan yang sangat ekstrem. Bukan hanya karena udaranya tidak bersahabat, di sana juga hanya ada sedikit cairan. Suhu di Mars sangat dingin, mencapai -73 derajat Celsius. Tapi, enggak sedikit organisme di Bumi bisa bertahan hidup di kondisi lingkungan ekstrem.
Kehidupan telah ditemukan di es Antartika, di dasar lautan dan puluhan kilometer di bawah permukaan Bumi. Beberapa dari tempat itu memiliki suhu sangat panas atau dingin, hampir tidak ada air dan oksigen di sana.
Mars mungkin pernah dihuni oleh makhluk hidup pada miliaran tahun lalu, tepatnya ketika ia memiliki atmosfer lebih tebal, lebih banyak oksigen, suhu lebih hangat, dan ada lebih banyak air di permukaannya. Inilah salah satu tujuan misi penjelajah Mars Perseverance NASA, menemukan jejak kehidupan miliaran tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Oksigen buatan
Di antara tujuh instrumen di atas robot penjelajah Perseverance, salah satunya adalah MOXIE, perangkat canggih untuk mengeluarkan karbon dioksida dari atmosfer Mars dan mengubahnya jadi oksigen.
MOXIE bekerja sebagaimana harapan para ilmuwan. Astronaut di masa depan tidak hanya akan membuat oksigen sendiri, mereka juga bisa menggunakannya sebagai komponen bahan bakar roket untuk terbang kembali ke Bumi.
Semakin banyak oksigen yang bisa dihasilkan manusia di Mars, semakin sedikit cadangan oksigen yang harus mereka bawa dari Bumi, dan tentu saja semakin mudah bagi pengunjung yang ingin pergi dan tinggal di Mars. Namun, meski oksigen bisa dibuat menggunakan perangkat MOXIE, astronaut masih perlu baju antariksa untuk berjalan di permukaan Mars.
Saat ini, NASA sedang mengerjakan teknologi baru untuk mengirim manusia ke Mars. Kemungkinan akan rampung pada akhir 2030-an. Kita tunggu saja bagaimana perkembangannya.
ADVERTISEMENT