BMKG Gelar Indian Ocean Wave 2023, Latihan Mitigasi Hadapi Tsunami Selatan Jawa

26 Oktober 2023 9:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tsunami. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tsunami. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar kegiatan Indian Ocean Wave 2023 (IOWave23) sebagai bagian dari latihan sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami Selatan Jawa pada Rabu (25/10).
ADVERTISEMENT
BMKG menggunakan skenario tsunami gempa bumi berkekuatan 9 magnitudo dengan kedalaman 10 km di Selatan Jawa. Kegiatan ini dilakukan di seluruh wilayah terdampak dan diikuti oleh BMKG Pusat dan daerah, BNPB, ITB, BRIN, BIG, UNESCO/IOTIC, BPBD, akademisi dan 11 provinsi di Indonesia.
11 provinsi yang dimaksud termasuk Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Bentuk latihan terdiri atas Drill evakuasi mandiri masyarakat di 19 lokasi dan Table Top Exercise (TTX) di 27 lokasi, sehingga total peserta lebih dari 1.000 orang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
BMKG menyebut IOWave 2023 ini bertujuan untuk menguji dan mengevaluasi rantai peringatan dini tsunami dan kesinambungan SOP antara BMKG, BNPB, BPBD dan stakeholder.
ADVERTISEMENT
Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menguji pemahaman stakeholder terkait informasi peringatan dini tsunami yang dirilis oleh BMKG dan menguji peralatan informasi serta diseminasinya. Melalui pengujian tersebut, BMKG berharap dapat mengetahui lebih awal apabila terdapat masalah di dalam sistem tersebut.
Peta wilayah yang berpotensi terdampak gempa bumi dan tsunami Selatan Jawa. Foto: Dok. BMKG
“Sistem Peringatan Dini Tsunami tidak dapat berhasil baik jika hanya bergantung pada kemampuan monitoring gempa dan tsunami, melainkan penting juga untuk meningkatkan kesiapan lembaga yang meneruskan Peringatan Dini Tsunami (seperti BNPB, BPBD/Pusdalops beserta SDM nya) untuk selalu berjaga 24 jam, memastikan jaringan komunikasi beroperasi baik,” papar BMKG dalam rilis yang diterima kumparan.
“Ini dilakukan mengingat tsunami bisa terjadi malam hari ketika masyarakat tidak dalam kondisi terjaga.”
Dalam kegiatan IOWave23, lokasi episenter gempa bumi yang disimulasikan berada di Selatan Jawa Timur dengan kekuatan gempa 9 magnitudo pada pukul 09.00, di mana BMKG berperan sebagai Tsunami Service Provider (TSP) mengirimkan 15 buletin tsunami ke-28 negara di Kawasan Samudera Hindia.
ADVERTISEMENT
Diseminasi Bulletin Tsunami tersebut akan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Selain itu, BMKG juga berperan sebagai NTWC, mengirimkan 7 bulletin tsunami 25 Oktober 2023 kepada BPBD di 11 provinsi di Indonesia dan direspon dengan tsunami drill dan TTX di masing-masing lokasi termasuk di ruang operasional InaTEWS.
Hasil observasi latihan menunjukkan secara umum petugas BPBD memahami peringatan dini tsunami BMKG. Peringatan Dini Tsunami yang disampaikan oleh BMKG telah diterima dengan baik oleh stakeholder terkait.
Dalam hal ini BMKG menyebarluaskan Peringatan Dini Tsunami melalui moda SMS, Warning Receiver System New Generation dan email. Dari 3 moda tersebut, Warning Receiver System yang terpasang di BPBD adalah moda yang paling cepat menerima Peringatan Dini.
ADVERTISEMENT
“Tsunami drill untuk melatih proses evakuasi mandiri telah dilakukan dengan baik. Pada latihan tersebut masyarakat memahami proses evakuasi yang harus dilakukan saat merasakan gempa kuat atau berdurasi lama. Tsunami drill juga menguji operasional sirine juga kearifan lokal dengan membunyikan kentongan, kul-kul ataupun speaker masjid,” papar BMKG.