Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Di tengah rawannya bencana gempa Bumi di Indonesia, muncul sejumlah upaya agar umat manusia mulai untuk mengembangkan teknologi yang bisa memprediksi gempa serta tsunami.
ADVERTISEMENT
Sampai hari ini, teknologi untuk memprediksi gempa masih berada dalam tahap pengembangan, dan teknologi macam ini masih jauh dari final. Sementara untuk sistem prediksi tsunami, sudah ada teknologinya dan sudah banyak diadopsi oleh berbagai lembaga, termasuk Indonesia.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menjelaskan bahwa sampai sekarang belum ada lembaga atau negara mana pun yang bisa memprediksi atau memberikan informasi prakiraan mengenai kapan waktu akan terjadi gempa.
ADVERTISEMENT
Alat prediksi gempa Bumi yang ada sekarang ini, disebut Daryono belum bisa memprediksi gempa secara tepat 100 persen. Tiada informasi soal di mana lokasinya, kapan itu bakal terjadi, dan tidak bisa pula memprediksi berapa kekuatan gempanya.
Sementara untuk sistem prediksi tsunami setelah terjadi gempa, BMKG sudah lama mengadopsi serta memanfaatkannya.
BMKG sendiri, merekam guncangan melalui sistem pemantauan menggunakan 165 sensor seismik. Setelah itu, data tersebut diolah oleh sistem pemrosesan agar mendapatkan hasil terukur serta terarah. Data hasil itu diolah oleh sistem kemudian hasilnya disebar melalui sistem diseminasi.
Ketika gempa terjadi, BMKG merekomendasikan warga untuk terus mengikuti informasi terbaru terkait bencana alam, khususnya gempa, melalui akun media sosial atau saluran informasi resmi dari BMKG. Warga diminta untuk tidak mudah percaya dengan informasi yang menyesatkan atau yang belum terkonfirmasi (hoax).
ADVERTISEMENT
"Kita punya banyak alat penyebaran informasi seperti SMS, web, email, media sosial, sirine, Digital Video Broadcast (DVB), Warning Reciever System (WRS) dan Global Telecommunication System (GTS)," ujar Daryono kepada kumparan (kumparan.com), Minggu (17/12).
Penelitian Bersama Jepang
Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), saat ini terlibat dalam penelitian teknologi prediksi gempa dan tsunami bersama Earthquake Prediction Research Centre Japan (EPRC).
Teknologi ini adalah gabungan dari teknologi satelit, radar, GPS, serta sensor lain, yang disertai dengan pemanfaatan beragam data seperti tinggi muka air. Kemudian, itu semua dianalisis dengan superkomputer dan kecerdasan buatan.
Harapan dari pengembangan teknologi ini yaitu terwujudnya sistem peringatan dini atau prediksi yang bisa menyajikan data akurat agar warga bisa siap siaga mengantisipasi dan meminimalkan risiko terburuk.
ADVERTISEMENT