Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
BMKG: Gempa Kuningan 22 Desember Diduga Kuat Dipicu Sesar Baribis
22 Desember 2022 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG ), episenter gempa terletak di koordinat 6.99 LS dan 108.48 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 1 m Barat Daya Kab Kuningan pada kedalaman 5 km. Dengan memperlihatkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.
Data BMKG dan laporan masyarakat menyebutkan gempa dirasakan di wilayah Kuningan dengan Skala Intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu). Kekuatan gempa di Cirebon dan Majalengka terasa dengan Skala Intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang - Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).
ADVERTISEMENT
“Daerah pusat gempa ini dilalui jalur Sesar Baribis . Tepatnya Segmen Ciremai. Segmen Ciremai memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum 6,5. Sesar ini juga memiliki laju pergeseran sesar 0,1 milimeter per tahun,” papar BMKG dalam rilis yang diterima kumparanSAINS, Kamis (22/12).
Adapun berdasarkan catatan sejarah, daerah tersebut sudah beberapa kali diguncang gempa tektonik, yaitu pada 1947, 1955, dan 1973, melanda daerah barat daya Gunung Ciremai dan sekitarnya. Diduga karena berkaitan dengan struktur sesar aktif yang melintas di wilayah tersebut.
Sesar Baribis adalah sesar aktif yang membentang dari Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka. Jalur Sesar Baribis dan sekitarnya kota-kota besar seperti Bogor, Bekasi, bagian selatan Jakarta hingga Banten. BMKG menyebut Sesar Baribis bergeser secara aktif hingga 5 milimeter per tahun. Hal ini membuat Jakarta berada di daerah rawan gempa.
ADVERTISEMENT
Selain ancaman Sesar Baribis, posisi Jakarta yang berada di sekitar patahan-patahan aktif juga membuatnya rentan terjadi guncangan hebat. Guncangan kuat ini diakibatkan kontur tanah di Jakarta berjenis tanah aluvial. Tanah aluvial ini dapat membuat getaran akibat gempa terasa lebih kuat.