BMKG soal Penyebab Hujan Lebat dan Es di Indonesia: Atmosfer Tak Stabil

8 Desember 2020 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mendung. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mendung. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan potensi peningkatan curah hujan mulai dari 5 hingga 11 Desember 2020 di sejumlah wilayah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam siaran persnya, BMKG menjelaskan terdapat peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan di atas wilayah Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh salah satunya kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil.
Selain itu, adanya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
"Adanya pusaran angin (sirkulasi siklonik) yang terpantau di beberapa tempat yang dapat mendorong terbentuknya daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi)," jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangannya.
Ilustrasi hujan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Fenomena Madden Julian Oscillation sendiri adalah merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.
ADVERTISEMENT
Selain itu, BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta memantau pertumbuhan bibit siklon tropis dengan kode "96S" yang berada di Samudra Hindia sebelah selatan Banten.
Bibit siklon tropis '96S' ini mengakibatkan pertumbuhan awan hujan dan angin kencang yang signifikan di sekitar wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Hujan disertai es. Foto: Ardana pragota/kumparan
Guswanto mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan lainnya. Akibat dampak cuaca ekstrem tersebut juga dapat menimbulkan banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Berikut daftar lengkap wilayah di Indonesia yang berpotensi terjadinya cuaca ektrem:
ADVERTISEMENT