BNPB soal Pulau Ambon dan Seram Akan Tenggelam ke Dasar Laut: Itu Hoax

12 Oktober 2019 11:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Seram di Maluku. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Seram di Maluku. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ada berita yang beredar mengenai kemungkinan tenggelamnya Pulau Ambon dan Seram ke dasar laut. Dalam informasi itu, tenggelamnya Pulau Ambon dan Seram terjadi karena posisinya tepat di atas tebing jurang paling laut paling dalam dunia.
ADVERTISEMENT
Hal ini dibantah oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dalam siaran pers yang kumparan terima pada Sabtu (12/10), BNPB menyatakan bahwa berita itu tidak benar. Mereka menambahkan bahwa masyarakat tidak perlu panik atas hal tersebut.
"Gambar tersebut bukanlah foto satelit 3D karena satelit tidak bisa membuat foto dasar laut apalagi hingga kedalaman 7 km di bawah permukaan laut. Gambar tersebut hanyalah data batimetri biasa (tersedia banyak di internet), yang kemudian diberi efek ketinggian dan kedalaman yang lebih signifikan seakan-akan data ini baru padahal data ini adalah data lama dan data biasa saja," ujar ahli tsunami BNPB, Abdul Muhari.
Screenshot percakapan WhatsApp soal informasi hoaks Pulau Ambon dan Seram bakal tenggelam ke dasar laut. Foto: Istimewa
Muhari menyampaikan, berita viral tersebut adalah hoaks. Menurutnya, gambar batimetri yang viral itu diedit sedemikian rupa dan diberikan keterangan seakan-akan ilmiah. Padahal, itu bertujuan untuk menyebarkan ketakutan kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, bahwa asumsi jika terjadi gempa dari palung Banda akan menyeret Pulau Ambon dan Seram adalah tidak benar.
"Belum ada dalam sejarah gempa dan tsunami di dunia ada gempa yang menghilangkan satu pulau sebesar Ambon, apalagi sebesar Pulau Seram," ucapnya.
Gempa di kawasan Maluku memang berpotensi menimbulkan longsoran lokal, seperti yang terjadi di Palu tahun 2018 lalu atau di Semenanjung Elpaputih tahun 1899. Tetapi, kata Muhari, skala longsorannya lokal.
"Ini harus kita sikapi dengan bijak dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan persiapan rencana evakuasi mandiri yang baik," jelas Muhari.
Dr. Abdul Muhari, S.Si., M.T. Kepala Seksi Mitigasi Bencana dari KKP. Foto: Habib Allbi Ferdian/kumparan
Riset yang mempelajari potensi patahan palung Banda sendiri sudah ada, menurut Muhari. Studi ini dilakukan oleh Jonathan M. Pownal Gordon S. Lister dan Robert Hall yang hasilnya telah dipublikasikan pada 2016. Penelitian itu disebutnya tidak membahas sama sekali mengenai potensi tsunami atau potensi gempa yang bisa menyeret Pulau Ambon dan Seram.
ADVERTISEMENT
"Bahkan, dalam hasil penelitian tersebut sangat jelas disebutkan bahwa tidak ada bukti bahwa segmen palung Banda tersebut adalah segmen seismik aktif. Jadi jika ada berita atau tulisan yang mengkaitkan hasil penelitian tersebut dengan prediksi-prediksi kejadian gempa atau tsunami yang akan terjadi di Ambon maka itu adalah hoaks," tegas Muhari.
Karena ramainya berita hoaks semacam itu, BNPB mengimbau agar masyarakat tidak mudah termakan berita seperti ini. Menurut BNPB, berita semacam itu dibuat untuk menimbulkan rasa khawatir, panik dan takut di tengah-tengah masyarakat.
BNPB menyarankan agar masyarakat mencari informasi resmi potensi bahaya dan parameter gempa atau tsunami dari sumber resmi seperti BMKG, BNPB atau BPBD.
Logo BNPB. Foto: Sayid Mulki Razqa/kumparan