Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Seorang anak perempuan berumur 11 tahun di India mengalami penyakit yang langka. Dalam seminggu terakhir, mata anak tersebut bisa mengeluarkan tangis darah secara spontan, meski dirinya tidak mengalami stres atau keinginan untuk menangis.
ADVERTISEMENT
Karena khawatir dengan kondisinya, ibu anak tersebut kemudian membawanya ke sebuah klinik di New Delhi.
“Saya takut dengan kesehatan anak saya," kata ibu itu kepada staf medis. "Darah yang keluar dari matanya mengerikan. Saya harap tidak akan ada episode serupa di masa depan."
Menurut laporan ahli medis yang menangani anak tersebut, pasien tidak memiliki riwayat penyakit dan trauma apa pun di masa lalu. Meski demikian, anak itu tercatat mengalami mimisan seminggu sebelum dirinya mulai mengalami tangisan darah.
Tim ilmuwan dari All India Institute of Medical Sciences pun kemudian mengamati anak tersebut selama dua hari. Para peneliti menemukan, pasien mengalami dua hingga tiga tangisan darah setiap hari, di mana setiap tetesannya bisa bertahan hingga tiga menit.
Untuk mencari tahu penyebabnya, mereka kemudian mencoba sejumlah tes kepada pasien. Namun, pengujian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa sang anak punya kondisi tubuh yang normal.
ADVERTISEMENT
“Dalam pengujian umum, dia memiliki perkembangan yang sesuai dengan rata-rata,” kata Mandeep S Bajaj, penulis utama laporan tersebut yang dipublikasi BMJ Reports. “Vitalnya berada dalam batas normal. Tidak ada bukti muka pucat atau penyakit kuning.”
Tak hanya itu, hasil pengujian menunjukkan bahwa pasien memiliki penglihatan dengan nilai 20/20. Tekanan di dalam matanya juga ditemukan dalam kisaran normal.
Menurut laporan Bajaj, semua tes darah dan CT scan dari anak tersebut tidak menunjukkan keganjilan apa pun. Hasil pemeriksaan sel-sel dalam air matanya juga normal.
Setelah mengesampingkan semua penyebab potensial, para ahli kemudian mendiagnosis kondisi anak tersebut sebagai idiopatik, sebuah istilah yang merujuk pada penyebab yang tidak diketahui atas gejala sebuah penyakit.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, para ahli menduga bahwa anak itu mengalami hemolacria, yang mereka definisikan sebagai ‘suatu kondisi yang ditandai oleh adanya darah dalam air mata.’ Namun, kata mereka, setiap pengujian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa dugaan tersebut negatif.
Menurut catatan peneliti, hemolacria adalah kejadian yang langka. Air mata darah, kata mereka, telah disebutkan pertama kali dalam penulisan ilmiah oleh dokter Bizantium Aëtius dari Amida pada abad ke-6 masehi. Pada abad ke-16, para peneliti juga menyebut ada laporan tentang seorang biarawati yang mengeluarkan darah dari mata setiap bulan alih-alih menstruasi. Di abad yang sama, seorang gadis berusia 16 tahun juga dilaporkan mengalami masalah medis serupa.
Namun, karena literatur yang sedikit mengenai kondisi medis ini, pengetahuan soal hemolacria masih tampak kabur. Para peneliti dari All India Institute of Medical Sciences pun hanya menganjurkan agar pasien terus berkonsultasi dan meng-update perkembangan penyakit yang dideritanya kepada ahli kesehatan.
ADVERTISEMENT