Bocah Suku Buton di Kendari Ini Punya Mata Berwarna Biru, Apa Penyebabnya?

30 September 2020 8:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak dari Suku Buton, Fardan memiliki mata berwarna biru di Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: Jojon/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak dari Suku Buton, Fardan memiliki mata berwarna biru di Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: Jojon/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Jauh di pedalaman sana, tepatnya di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, hidup seorang bocah dengan mata yang tidak biasa, biru menyala seperti orang Eropa dengan perawakan dan kulit sawo matang khas orang Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dia adalah Fardan Ramadan, bocah suku Buton asal Desa Boneatiro, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar itu merupakan anak keempat dari empat bersaudara buah cinta pasangan Faisal Ambo Dalle (Alm) dan Diana S (41).
Mengapa anak-anak tersebut bisa memiliki mata berwarna biru? Menurut laporan Antara, ketiganya mengalami sindrom Waardenburg, yakni kelainan genetik langka yang menyebabkan mata berwarna biru dan kemerahan.
Sindrom Waardenburg merupakan kelainan bawaan sejak lahir. Selain memengaruhi mata, dijelaskan MedicalNewsToday, kelainan genetik ini juga bisa memengaruhi warna kulit, rambut, mata, dan bentuk wajah bayi sejak lahir.
Fardan Ramadan (kiri), Syawal (tengah) dan Eni Wahyuni (kanan) menunjukkan bola mata berwarna biru dan kemerahan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: Jojon/Antara Foto
Orang dengan sindrom Waardenburg biasanya mengalami gangguan pendengaran, mulai dari sedang hingga berat, di salah satu maupun kedua telinganya. Ciri khas utama dari sindrom Waardenburg ini adalah mata berwarna biru atau warna mata yang berbeda, seperti satu mata berwarna biru dan satu lagi cokelat.
ADVERTISEMENT
Gejala sindrom Waardenburg dapat bervariasi tergantung pada jenisnya. Tapi, kebanyakan mereka mengalami kondisi sebagai berikut:
Sejauh ini, belum ada obat yang bisa mengatasi sindrom Waardenburg. Sindrom ini terjadi sangat langka, di mana hanya dialami sekitar 1 dari 40.000 bayi yang baru lahir.
Seorang anak dari Suku Buton, Eni Wahyuni menunjukan bola mata berwarna biru dan kemerahan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: Jojon/Antara Foto

Fardan, Bocah Suku Buton Bermata Biru

Menurut Diana, sejak lahir kedua bola mata anaknya sudah berwarna biru. Warna biru itu membuat penglihatan Fardan sedikit berbeda dengan bocah pada umumnya. Ya, Fardan tidak mampu melihat cahaya yang sangat terang.
Saat bermain, misalnya, Fardan akan menutup kedua matanya ketika dia terkena sinar matahari. Sinar matahari yang sangat terang membuatnya tidak sanggup untuk melihat cahaya. Anehnya, saat malam tiba, dalam keadaan gelap dia mampu melihat benda-benda di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau siang begini itu dia main sama teman-temannya selalu tutup matanya karena silau, tapi kalau malam biar mati lampu itu tetap terang kalau dia melihat. Bahkan kalau kita jalan malam di tempat gelap biar lubang kecil itu dia liat," ujar Diana kepada kendarinesia.id mitra kumparan 1001 media, beberapa waktu lalu.
Entah apa yang membuat mata Fardan berbeda dengan saudaranya. Namun menurut Diana, mata biru yang dimiliki Fardan merupakan keturunan gen dari kakek ayahnya.
Selain Fardan, ada juga anak lain dari Suku Buton yang juga memiliki bola mata berwarna biru. Ia adalah Eni Wahyuni. Bola mata Eni punya keunikan sendiri karena sebelah matanya berwarna hitam dan sebelah lagi berwarna biru.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi, Eni tidak sendirian. Ada juga Syawal yang memiliki bola mata sama dengan Eni, berwarna biru dan hitam kemerahan. Syawal adalah remaja asal Suku Muna yang juga berada di Sulawesi Tenggara.
Syawal (kiri) dan Eni Wahyuni (kanan) menunjukan bola mata berwarna biru dan kemerahan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: Jojon/Antara Foto