Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penelitian baru ihwal suhu permukaan paling ekstrem di Bumi yang diterbitkan di Bulletin of the American Meteorological Society, mengungkap bahwa akan jauh lebih buruk jika kamu menginjakkan kaki di Gurun Lut Iran dan Gurun Sonora di Amerika Utara, sebab kedua wilayah ini menjadi tempat paling panas di seluruh dunia. Menurut data satelit resolusi tinggi yang diambil dalam kurun waktu dua dekade terakhir, daratan Gurun Lut dan Gurun Sonora bisa memanas hingga mencapai suhu 80,8 derajat celcius.
Gurun Lut menempati posisi pertama dengan suhu permukaan tanah terpanas. Antara tahun 2002 dan 2019, panas hamparan pasir di Gurun Lut mencapai titik paling ekstrem. Ini terjadi karena letak Gurun Lut yang ada di antara pegunungan sehingga udara panas di atas bukit pasir terperangkap, terutama bagian yang tertutup batuan vulkanik hitam.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyebut Gurun Lut adalah salah satu tempat paling panas di Bumi. Pada 2004, 2007 dan 2019, pasir Gurun Lut mengalami suhu permukaan terpanas. Pada tahun 2005, data awal menemukan udara wilayah tersebut mencapai 70 derajat, kendati peneliti menyebut suhu di sana sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
Sementara berdasarkan analisis NASA menggunakan satelit pendeteksi suhu permukaan tanah di Bumi, suhu di Gurun Lut sebenarnya 10 derajat lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Adapun Gurun Sonora yang membentang di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko, punya suhu panas yang sama meski terik cuaca di sana tidak sesering Gurun Lut. Ini karena wilayah Gurun Sonora terletak di wilayah bayangan hujan dan ketinggiannya relatif lebih rendah sehingga ada celah bagi udara untuk naik dan mendingin.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sonora juga dikelilingi oleh pegunungan, ini menyebabkan panas dengan mudah terperangkap di cekungan gersang, meningkatkan suhu atmosfer hingga suhu tanah, seperti trotoar yang mendidih di musim kemarau.
Belum diketahui seberapa besar pengaruh perubahan iklim terhadap suhu panas di dua wilayah ini. Yang pasti, dalam beberapa tahun terakhir, suhu terpanas semakin sering terjadi di Gurun Lut dan Sonora, terutama saat fenomena La Nina terjadi.
"Sementara perilaku atmosfer dalam menanggapi emisi yang lebih antropogenik dipelajari dengan baik, respons permukaan tanah di bawah jalur emisi yang berbeda tidak dipahami dengan baik," tulis peneliti sebagaimana dikutip Science Alert.
"Diharapkan penelitian masa depan ke arah ini dapat menjelaskan tidak hanya bagaimana suhu ekstrem telah berubah di masa lalu tetapi bagaimana mereka kemungkinan besar akan mempengaruhi planet kita di masa depan."
ADVERTISEMENT
Selain menemukan tanah terpanas di dunia, peneliti juga berhasil mengidentifikasi tempat terdingin di Bumi, apa itu? Antartika lah pemenangnya. Suhu terendah di sana mencapai -110,9 derajat celcius, 20 derajat lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Sinar Matahari yang masuk ke Antartika relatif lemah dan sebagian besar sinar yang turun dipantulkan kembali ke atmosfer oleh salju dan es. Angin kencang dan sistem tekanan rendah juga berperan dalam menurunkan suhu permukaan di Antartika.