Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bukan Mesir Kuno, Pemukiman Tertua di Dunia Dibangun oleh Budaya Ini
19 Desember 2023 15:05 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Ribuan tahun sebelum masyarakat kuno di Eurasia Tengah belajar bertani, jauh sebelum Firaun Mesir berkuasa dan membuat peradaban paling maju di masa lampau, budaya atau kelompok pemburu-pengumpul di subarktik kuno telah membangun pemukiman pertama yang kokoh dan permanen, menantang anggapan bahwa pertanian merupakan prasyarat bagi masyarakat yang hidup menetap, bukan nomaden.
ADVERTISEMENT
Diterbitkan di jurnal Antiquity, sekarang para peneliti berhasil menentukan tanggal benteng pertama yang dibangun di Bumi, letaknya di Sungai Amnya di Siberia Barat. Situs arkeologi Amnya secara resmi digali pada 1987. Namun, penanggalan radiokarbon yang dilakukan baru-baru ini menemukan lubang utama di Situs Amnya I dan benteng berusia sekitar 8.000 tahun.
Saat ini, bangunan kuno tersebut hanya berupa cekungan di dalam tanah, namun dulunya dikelilingi oleh selokan dan mungkin juga rumah. Penanggalan radiokarbon menunjukkan bangunan tersebut didirikan pada abad terakhir milenium ketujuh SM. Lalu pada milenium keenam SM, dua parit di belakang situs dibangun, bersama dengan beberapa bangunan lain, tepian, dan pagar. Fitur-fitur ini mewakili periode di mana situs dibuat lebih konsisten untuk ditempati.
ADVERTISEMENT
Situs Amnya II kemudian dibangun sekitar 50 meter ke arah timur. Menurut tim arkeologi internasional, yang dipimpin oleh para peneliti di Free University of Berlin, kedua situs tersebut menentang gagasan usang tentang kemampuan kelompok pemburu-pengumpul. Artinya, bukan hanya kelompok petani di Zaman Batu saja yang membangun pemukiman permanen dan benteng, tapi pemburu-pengumpul juga melakukannya.
Taiga Siberia Barat adalah habitat hutan jenis konifera berawa yang terdapat di subarktik. Sekitar 6.000 SM, taiga di dekat Amnya menjadi tempat berkumpulnya kawanan rusa lokal dan rusa kutub, sementara sungai tersebut terdapat banyak ikan, seperti ikan tombak dan salmon.
Taiga menjadi wilayah yang subur, bahkan kelompok pencari makan yang hidupnya nomaden punya alasan kuat untuk melindungi wilayah ini dari para perampok. Meski tidak sepenuhnya jelas untuk apa benteng Amnya dibangun, peneliti menduga situs itu digunakan untuk menampung makanan, mungkin minyak ikan, ikan, daging yang diasapi atau disimpan.
ADVERTISEMENT
“Mereka tidak perlu menanam atau membudidayakan sumber daya,” kata Piezonka kepada Andrew Curry dari Science Magazine. “Lingkungan di sana menyediakannya secara musiman. Ini seperti memanen alam.”
Sisa-sisa tembikar dengan dekorasi rumit yang ditemukan di situs kemungkinan merupakan wadah tempat menyimpan makanan. Tidak jelas apakah bangunan di situs Amnya dihuni atau dipertahankan sepanjang tahun. Namun setidaknya dalam beberapa musim, benteng menjadi tempat tinggal sementara kelompok pemburu-pengumpul di Siberia bagian barat.
Beberapa benteng Zaman Batu lainnya telah ditemukan di wilayah ini, tapi tidak ada yang setua situs Amnya I. Di Eropa, situs-situs serupa baru bermunculan berabad-abad kemudian dan dibangun setelah manusia menemukan cara membudidayakan sumber daya, alias bertani.
“Pembangunan benteng oleh kelompok penjelajah telah diamati secara sporadis di tempat lain di seluruh dunia di berbagai wilayah–terutama pesisir– sejak zaman prasejarah dan seterusnya, namun fenomena ini terjadi sangat awal di pedalaman Siberia bagian barat,” tulis tim arkeologi internasional.
ADVERTISEMENT
Awalnya, para arkeolog menduga komunitas pencari makan belum cukup kompleks secara sosial atau politik untuk membangun struktur permanen dan monumental yang perlu dipelihara dan dijaga. Namun, penelitian baru di tanjung Amnya dan situs arkeologi lain di seluruh dunia menunjukkan bahwa bercocok tanam dan beternak hewan bukanlah satu-satunya alasan orang membangun bangunan permanen.
Göbekli Tepe, misalnya, adalah kumpulan batu besar di Turki yang dibangun sekitar 11.000 tahun lalu. Batu-batu itu dibangun sebelum munculnya pertanian dan dianggap sebagai megalit tertua di dunia. Pemburu-pengumpul tampaknya berkumpul di situs tersebut untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang sudah meninggal atau untuk mengadakan upacara sakra.
Begitu pula dengan situs Amnya di Siberia, para arkeolog telah menemukan gundukan ‘kholmy’ yang digambarkan sebagai struktur ritual berskala besar di lanskap tersebut. Para peneliti menduga, perubahan iklim sekitar 8.000 tahun lalu menciptakan limpahan sumber daya musiman di Siberia bagian darat, sehingga mendorong masuknya manusia.
ADVERTISEMENT
Saat ini, peneliti masih melakukan penggalian lebih lanjut di situs Amnya untuk menemukan lebih banyak bukti menarik ihwal kehidupan pemburu-pengumpul.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 10:01 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini