Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Bukan Salah Nyi Roro Kidul, Ini Penyebab Utama Orang Tenggelam di Pantai
1 November 2022 6:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Peristiwa orang terseret arus di pantai hampir terjadi setiap tahun, seperti yang terjadi di Pantai Selatan Garut, Jabar, pada Mei 2022 yang menewaskan dua orang dan insiden dua turis tenggelam diterjang gelombang tinggi di Pantai Drini Kapanewon Tanjungsari Gunungkidul, Yogyakarta, pada Juli 2022.
ADVERTISEMENT
Di Jawa, kasus orang tenggelam di pantai biasanya dikaitkan dengan mitos Nyi Roro Kidul, sosok perempuan yang dipercaya menguasai pantai selatan. Untuk membuang sial dan menjamin keselamatan warga, masyarakat sekitar pantai biasanya menyelenggarakan ritual dengan memberikan sesajen kepada Nyi Roro Kidul. Di beberapa tempat, ritual ini disebut larung sesaji atau sedekah laut.
Namun, kasus kematian di pantai sebenarnya bisa dijelaskan secara saintifik. Dipaparkan oleh Noir Primadona Purba, peneliti kelautan dari Universitas Padjadjaran, fenomena ini disebut rip current alias arus balik, atau disebut juga arus rabak. Arus ini terjadi akibat adanya pertemuan dua arus sejajar pantai yang berbalik dengan cepat ke laut.
Noir menulis di The Conversation bahwa tak semua pantai mengalami fenomena arus balik. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi batimetri dan faktor oseanografi.
ADVERTISEMENT
Arus balik juga terjadi beberapa kali di titik yang berbeda dalam satu pantai. Ini sering terjadi di pantai yang berkarakter semi tertutup, seperti diapit dua dinding, dan mempunyai gelombang tinggi. Arus balik juga bisa disebabkan oleh bangunan pantai macam dermaga.
Sedangkan letak geografis, pantai yang bersinggungan langsung dengan samudra akan lebih rentan terjadi rip current. Faktor lainnya seperti gelombang, fitur pantai (kelerengan pantai, sedimen, bangunan pantai), dan faktor geomorfologi pantai.
Penelitian di Pangandaran dan Pelabuhan Ratu
Hasil penelitian yang dilakukan Noir bersama tim di Pantai Pangandaran dan Pelabuhan Ratu di Jawa Barat menunjukkan bahwa di kedua tempat ini memang rawan terjadi arus balik.
Di pantai barat Pangandaran, misalnya, di sini rawan terjadi rip current karena fitur pantai yang membentang sangat panjang dengan kontur berbeda-beda. Keduanya memiliki karakter sama yakni berada di selatan Jawa dengan kondisi arus serta gelombang cepat dan menyusur sejajar pantai.
ADVERTISEMENT
“Kami juga mendapati arus balik Pangandaran dan Pelabuhan Ratu berpindah-pindah seiring dengan waktu harian. Perpindahan ini dipengaruhi pola pasang surut dan angin di setiap wilayah perairan pantai,” tulis Noir.
Jumlah kejadian arus balik ini dapat bervariasi setiap harinya. Semakin besar gelombang, maka potensi rip current akan bertambah. Di pantai selatan Jawa seperti Pangandaran dan Pelabuhan Ratu, arus balik dapat berlangsung lebih banyak pada siang hari, terutama di bulan Juni hingga Agustus, ketika angin monsun bertiup dari Australia.
Kondisi ini bisa berubah dalam waktu singkat antara satu hingga tiga jam, tergantung pada perubahan oseanografi misalnya arus, pasang surut, dan angin.
Oleh karena itu, Noir menyarankan agar wisatawan menanyakan lokasi yang aman ke penjaga pantai untuk menghindari rip current. Kenali juga tanda-tanda larangan berenang di titik-titik tertentu.
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang terkena arus balik, lebih baik jangan dilawan karena arus balik berkecepatan tinggi sekitar 0,5 sampai 2 meter per detik sehingga sulit dilawan, bahkan oleh perenang profesional sekalipun.
“Sementara, jika kita terlalu lelah untuk berenang, maka tenangkan diri. Simpanlah tenaga untuk menjaga tubuh kita agar tidak tenggelam.”