Bunga Bangkai Raksasa Sangat Langka Mekar di Bekasi

6 Februari 2021 9:06 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bunga bangkai yang tumbuh di Rumah Perubahan, Bekasi.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bunga bangkai yang tumbuh di Rumah Perubahan, Bekasi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ditanam pertama kali pada 2007, bunga bangkai raksasa dari jenis Amorphophallus titanum akhirnya mekar di halaman belakang Rumah Perubahan, Bekasi, Jawa Barat. Bunga bangkai ini diperkirakan akan mekar sempurna dalam beberapa hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Mekarnya bunga bangkai raksasa menjadi momen yang ditunggu-tunggu karena selain menarik minat banyak orang, bunga ini juga membutuhkan waktu lama sekitar 7 sampai 10 tahun untuk mekar pertama kalinya dan mekar lagi 4 tahun kemudian.
Menurut Putri Intifada dari Rhenald Kasali Mentee Rumah Perubahan, bunga bangkai itu tumbuh dari umbi-umbian yang diperoleh dari masyarakat dan pengunjung yang datang ke Rumah Perubahan beberapa tahun lalu.
Pihak pengelola Rumah Perubahan tidak mengira, dari sekian umbi-umbian yang ditanam, beberapa di antaranya ternyata bunga bangkai Amorphophallus titanum dan gigas. Bahkan ada juga jenis Raflesia Arnoldi kendati sampai saat ini belum pernah berbunga.
“Kami memang ingin membuat sebuah taman konservasi Rumah Perubahan. Jadi di sana kita ingin semua tanaman yang diperoleh dari masyarakat kita terima dan kita tanam,” kata Putri saat dihubungi kumparanSAINS, Jumat (5/2).
ADVERTISEMENT
“Suatu saat pernah datang ke kami, orang bawa umbi-umbian banyak dan ketika kami menanamnya, ternyata beberapa tanaman itu muncul bunga bangkai. Jadi sebenarnya kalau ditanya sengaja ditanam atau enggak, kami sengaja menanam tapi kami tidak menyangka bahwa ternyata itu bunga bangkai.”
Bunga bangkai Amorphophallus titanum. (Foto: Raka dan Angga/kumparan)
Saat ini, bunga bangkai yang sedang dalam proses mekar itu memiliki panjang sekitar 173 centimeter. Tercatat, sudah lima kali Bunga bangkai raksasa tumbuh di Rumah Perubahan, di mana beberapa di antaranya berhasil mekar. Ketika bunga bangkai mekar sempurna, mereka akan layu dalam waktu satu hingga dua hari, atau bahkan semalam.
“Setelah mekar, biasanya dalam sehari dua hari sudah layu, bahkan ada yang dalam waktu satu malam. Kita harus tunggu lagi 7 sampai 10 tahun supaya bunga itu mekar lagi,” kata Putri.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, pihak Rumah Perubahan terus melakukan perawatan dan pemantauan terhadap bunga bangkai raksasa tersebut. Ketika ditanya apakah Rumah Perubahan juga melakukan budidaya dengan memperbanyak tanaman langka tersebut? Putri menjawab bahwa sejauh ini, mereka hanya mencoba menumbuhkan umbi-umbian yang ada.
Bunga bangkai mekar di Rumah Perubahana, Bekasi. Foto: Dok. Istimewa
Mengutip Mongabay, A. titanum sendiri merupakan tumbuhan endemik Sumatera. Jenis ini ditemukan pertama kali oleh Odoardo Beccari, botanis asal Florentina, Italia, pada 1878. Bunga Bangkai A. titanum dapat tumbuh dari utara hingga selatan Sumatera, mulai ketinggian 28 hingga 720 mdpl.
Jenis ini bisa dikatakan sulit untuk dikembangkan di luar habitat aslinya. Ini dikarenakan reproduksi seksualnya memerlukan penyerbukan silang. Selain itu, setiap individu bunga bangkai, siklus hidupnya hanya 3 sampai 4 tahun, bergantian antara fase daun (vegetatif) dan bunga (generatif). Itu juga diselingi fase dormansi umbi atau buah, jika terjadi penyerbukan dan pembuahan.
ADVERTISEMENT
Adapun siklus hidup bunga bangkai terbagi menjadi beberapa tahap, yakni tahap vegetatif, dorman, dan generatif. Pada masa vegetatif, daun soliter (kanopi seperti payung) muncul pada tangkai daun vertikalnya dengan ketinggian 4-5 meter. Daun ini bertahan sekitar 1 sampai 2 tahun. Jika cadangan makanan cukup di umbi dan daya dukung lingkungan baik, bunga akan muncul. Namun, bila semua itu tidak dipenuhi, daun lain akan tumbuh lagi.
A. titanum merupakan jenis flora yang dilindungi dengan status konservasi Rentan (Vulnerable/VU) berdasarkan IUCN. Di Bengkulu, ancaman kehidupan jenis ini masih tinggi, selain populasinya yang tidak begitu banyak, kepedulian masyarakat juga belum sepenuhnya muncul.
Tak sedikit masyarakat Bengkulu yang sengaja memotong dan mematikan bunga bangkai karena berbagai alasan. Mulai dari dianggap tumbuhan pengganggu, tidak ada manfaat, bunga bangkai yang sering mengeluarkan bau tidak sedap, hingga mitos bunga bangkai sebagai tumbuhan pemakan manusia yang perlu dimusnahkan.
ADVERTISEMENT
Jadi, bagaimana menurutmu?