Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0

ADVERTISEMENT
Ilmuwan berhasil menemukan kembali hewan yang telah hilang selama lebih dari 100 tahun. Hewan tersebut adalah bunglon warna-warni yang bernama Voeltzkow.
ADVERTISEMENT
“Bunglon Voeltzkow menambah warna dan keindahan pada planet ini. (Penemuan) ini juga mengingatkan kita bahwa ketika suatu keajaiban hilang, sebuah petualangan luar biasa dapat memberikan kembali harapan, bahkan bagi spesies yang kita belum pernah lihat sejak Woodrow Wilson menjadi presiden (Amerika Serikat 1856 – 1924).” ujar Presiden Global Wildlife Conservation, Don Church, kepada Live Science.
“Sekarang kita punya banyak hal untuk dipelajari dari reptil luar biasa ini, termasuk bagaimana cara terbaik kita untuk menyelamatkannya dari kepunahan."
Satu hal yang lebih menarik dari penemuan ini adalah tentang tubuh Voeltzkow yang sangat indah. Warna-warni pada tubuh bunglon tersebut juga dapat berubah-ubah sesuai suasana hati.
ADVERTISEMENT
Pada kondisi normal, bunglon betina akan berwarna hijau dengan garis-garis hijau tua dan titik merah sepanjang tubuhnya. Namun ketika stres, garis hijau tua itu akan berubah menjadi hitam dan sebuah harus ungu muncul di tubuhnya. Selain itu, kulit sang betina akan berubah menjadi putih kecuali pada bagian leher yang akan berwarna jingga.
Sementara pada pejantan, perubahan warna yang terjadi tidak sebesar betina. Pada kondisi normal, Voeltzkow jantan akan berwarna hijau muda. Warna tersebut kemudian berubah menjadi hijau tua ketika hewan mengalami stres atau gangguan dari luar.
Ukuran bunglon jantan juga ternyata lebih besar dibandingkan betina. Seekor bunglon jantan memiliki ukuran panjang sekitar 6,5 inci atau 17 cm. Sementara para betina berukuran panjang 5,9 inci atau 15 cm.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini kemudian dilaporkan peneliti pada jurnal Salamandra per tanggal 30 Oktober 2020. Dalam laporan tersebut, peneliti mengungkap berbagai alasan hewan ini terancam punah.
Salah satunya adalah karena kondisi geografis habitat hewan ini yang kecil. Karena hanya ada di pulau Madagaskar, bunglon ini tidak punya alternatif tempat tinggal lain. Ketika habitatnya mulai rusak atau hilang, otomatis Voeltzkow akan punah.
Penemuan ini dianggap sebagai sebuah keberhasilan yang luar biasa. Ilmuwan menjadi semakin optimis bahwa hewan-hewan yang belum terlihat sejak satu abad lalu masih mungkin hidup di alam liar. Salah satunya adalah bunglon Furcifer monoceras yang terakhir muncul tahun 1905.
Misi pencarian hewan ini akan kembali didukung oleh Global Wildlife Conservation. Program bertujuan untuk bisa memberikan konservasi yang tidak terbatas pada suatu spesies, namun juga pada ekosistem dan habitat hewan langka secara luas.
ADVERTISEMENT
(EDR)