Burung Kiwi Putih Salju Super Langka Mati, Ini Penyebabnya

2 Januari 2021 17:31 WIB
clock
Diperbarui 22 Februari 2021 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manukura, kiwi putih super langka mati di Selandia Baru. Foto: pukahanz/Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Manukura, kiwi putih super langka mati di Selandia Baru. Foto: pukahanz/Instagram
ADVERTISEMENT
Kabar duka datang dari dunia hewan. Burung kiwi putih super langka, yang pertama lahir di penangkaran, dilaporkan mati di Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Kiwi yang diberi nama Manukura itu mati setelah menjalani operasi beberapa kali untuk mengeluarkan telur yang tidak dibuahi. Menurut pusat penangkaran Pūkaha National Wildlife Centre, burung langka tersebut mati pada Minggu (27/12) lalu.
"Selama 10 tahun terakhir dia (Manukura) menyenangkan banyak orang dan dengan caranya sendiri menyoroti kondisi genting kiwi di alam liar," kata Kathy Houkamau dari Departemen Konservasi Wairarapa, seperti dikutip CNN. "Dia akan sangat dirindukan."
Kiwi seputih salju itu dibawa ke dokter hewan spesialis pada awal Desember 2020 lalu, setelah petugas penangkaran memperhatikan hewan tersebut tidak makan dan kehilangan berat badan.
Dokter hewan kemudian menemukan telur yang tak dibuahi sehingga sang kiwi tak bisa bertelur. Meski operasi pengangkatan berhasil, burung langka itu masih perlu menjalani operasi tambahan. Kondisi kesehatannya terus memburuk beberapa minggu berikutnya.
ADVERTISEMENT
"Manukura menjadi bagian dari keluarga Pūkaha dan kami selalu merasa sangat diberkati memiliki Manukura untuk membantu kami menceritakan kisah konservasi Aotearoa (Selandia Baru dalam bahasa Maori)," ucap Emily Court, General Manager di Pūkaha National Wildlife Centre.
Manukura sejatinya kiwi cokelat asal North Island (Pulau Utara), Selandia Baru, bernama latin Apteryx mantelli yang lahir pada Mei 2011 lalu. Namun genetik langka membuat bulunya justru berwarna putih, bukan cokelat pada umumnya.
Menurut Departemen Konservasi Selandia Baru, ada sekitar 68.000 ekor kiwi yang tersisa, dengan 2 persen kiwi liar hilang setiap tahunnya. Cerpelai, anjing, kucing, hingga musang menjadi predator kiwi yang bisa mengancam habitatnya.
Manukura tidak sendirian sebagai kiwi putih di Pūkaha National Wildlife Centre. Ia menjadi yang pertama dari tiga kiwi putih yang menetas di penangkaran yang sama pada 2011 dan 2012, menurut BBC.
ADVERTISEMENT
Manukura dipandang sebagai berkah besar oleh suku lokal Rangitāne o Wairarapa. Mereka melihat hewan langka itu sebagai simbol pemersatu. Burung tersebut bahkan menginspirasi penulis Jow Cowley untuk menjadikannya sebagai sebuah buku berjudul Manukura The White Kiwi (Manukura Si Kiwi Putih).