Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Burung Langka Kuau Raja Tertangkap Kamera Lakukan Ritual Tarian di Gunung Leuser
3 Desember 2020 6:36 WIB
ADVERTISEMENT
Seekor burung kuau raja tertangkap kamera sedang melakukan ritual tarian hewan di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh, Sumatera Utara. Penampakan langka ini terabadikan dalam sebuah video berdurasi 25 detik.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, tampak kuau raja sedang memainkan sayapnya yang lebar, seolah menari mengikuti irama musik salsa. Sesekali burung itu menunduk, memainkan kaki dan sayap yang menjuntai tinggi dengan bulu-bulu cantik di tubuhnya.
Kuau raja dengan nama ilmiah Argusuanus argus masuk dalam deretan burung raksasa. Seekor jantan memiliki ukuran sekitar 200 sentimeter dari ujung kepala hingga ekor dengan bobot sekitar 3-5 kilogram. Sementara betina punya ukuran lebih kecil, sekitar 80 sentimeter. Populasinya tersebar di pulau Sumatra.
Kulit di sekitar kepala dan leher burung jantan biasanya tidak ditumbuhi bulu, tapi berwarna kebiruan. Pada bagian belakang kepala burung betina terdapat bulu jambul yang lembut. Paruh berwarna kuning pucat dan sekitar lubang hidung berwarna kehitaman. Iris mata berwarna merah, kaki kemerahan dan tidak bertaji.
ADVERTISEMENT
Kuau raja adalah burung istimewa, terutama si jantan karena memiliki dua bulu utama di ekornya. Bulu utama itu bisa mencapai panjang hingga 1 meter. Ia akan memperlihatkan bulu panjang ketika sedang memamerkan keindahan bulu-bulu belakang, seperti membentuk kipas raksasa setinggi 140 cm.
Di sinilah kita bisa melihat ratusan bulatan seperti ratusan mata kecil. Aksi ini dipertontonkan si jantan saat musim kawin tiba untuk memikat pasangannya. Kuau jantan biasanya melakukan tarian dengan memamerkan bulu sayap dan ekornya di depan burung betina. Persis seperti yang ada di dalam rekaman video di atas.
Sepintas aksi pamer kipas raksasa dan perawakannya, mirip burung merak. Bedanya, kipas kuau raja berada di bagian tengah tubuh dan jika dipertontonkan, maka akan nyaris menutupi bagian kepala si jantan.
ADVERTISEMENT
Kuau raja tidak bisa terbang jauh. Namun, kekurangannya diimbangi dengan kemampuan berlari yang sangat cepat, seperti burung unta. Mereka juga bisa berpindah tempat dengan cara melompat dari satu dahan pohon ke pohon lain. Keunggulan lainnya, dia memiliki indra penciuman dan pendengaran yang sangat tajam.
Sementara makanan utamanya terdiri dari buah-buahan yang jatuh, biji-bijian, siput, semut dan berbagai jenis serangga. Kuau jantan bersifat soliter, sangat teritorial, dan penganut poligini, atau satu jantan punya banyak pasangan betina.
Suara mereka meledak-ledak, mengeluarkan nada ganda seperti “Ku-wau”. Suara inilah yang mungkin menjadi cikal bakal burung ini diberi nama kuau raja. Di Indonesia, kuau raja dapat dijumpai di Sumatra dan Kalimantan. Sedangkan secara global, hewan ini bisa dijumpai di Thailand, Myanmar, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
ADVERTISEMENT
Burung ini biasanya menempati hutan primer di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut. Dalam daftar merah IUCN, status konservasi kuau raja adalah Near Threatened atau mendekati terancam punah. Mereka mengalami ancaman ganda, selain habitatnya yang terganggu karena invasi manusia, kuau raja juga banyak diburu untuk diambil bulu dan dagingnya.