Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cacing Pita Hidup di Dalam Otak Pria Ini Selama Puluhan Tahun
16 November 2021 10:05 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Seorang pria berusia 38 tahun di Massachusetts, Amerika Serikat, mendadak alami kejang hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Padahal sebelumnya ia terlihat bugar dan sehat. Usai diperiksa dokter, diketahui bahwa ada cacing pita bersemayam di otaknya.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan Arstechnica, pria itu mengalami kejang tonik-klonik, jenis kejang yang melibatkan kehilangan kesadaran dan kontraksi otot hebat yang berlangsung selama dua menit, sehingga membuat dirinya tak sadarkan diri. Awalnya tim dokter di Massachusetts General Hospital kebingungan dengan apa yang terjadi pada pria itu.
Dokter akhirnya melakukan penyelidikan dengan melakukan serangkaian tes dan mewawancarai keluarganya terkait riwayat penyakit sang pasien. Namun, data sementara yang didapat pihak keluarga menunjukkan pria itu benar-benar dalam keadaan sehat.
Pria yang identitasnya dirahasiakan itu tidak memiliki riwayat kejang atau gangguan kardiovaskular, pernapasan, dan lainnya, juga tidak ketergantungan obat untuk penyakit tertentu. Dia pun tidak merokok dan jarang minum alkohol. Tidak ada bukti bahwa ada masalah kesehatan yang telah terjadi padanya, sebelum kasus terjadi.
Satu-satunya petunjuk penting dari diagnosis adalah bahwa pria itu pernah tinggal di daerah pedesaan di Guatemala, sebelum pindah ke Boston, AS, sekitar 20 tahun lalu. Fakta ini menjadi penting dan kunci untuk mengungkap kasus medis aneh yang baru-baru ini diterbitkan jurnal The New England Journal of Medicine.
ADVERTISEMENT
Ketika dokter melakukan CT scan pada area kepalanya, ditemukan ada tiga lesi atau kelainan pada otak. Lantas, pria ini didiagnosis mengalami neurocysticercosis, penyakit infeksi saraf yang disebabkan oleh larva (cysticerci) cacing pita Taenia solium, yaitu cacing yang hidup di dalam tubuh babi. Larva cacing ini akan menginfeksi dan merusak jaringan kulit, otot, mata, dan otak.
Setelah diperiksa lebih lanjut, cacing pita muda (larva kista) tinggal bermigrasi ke berbagai bagian otaknya bertahun-tahun yang lalu. Cacing pita biasa hidup di usus manusia dan dapat tumbuh sepanjang dua hingga delapan meter.
Namun, parasit ini bisa menembus dinding usus dan bergerak di dalam tubuh manusia. Telur cacing yang menetas di perut manusia, akan menghasilkan larva krista yang bisa menyelinap ke otot, mata, dan otak manusia, sehingga tumbuh di bagian tubuh tersebut.
ADVERTISEMENT
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) mengatakan penyakit yang berhubungan dengan cacing pita babi dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin, termasuk Guatemala, bisa menyebabkan kejang dan dapat menyebabkan kematian.
Pria yang mengalami neurocysticercosis akhirnya bisa keluar dari rumah sakit setelah lima hari menjalani perawatan intensif. Dia diberi beberapa dosis obat antikejang, obat antiparasit dan obat anti-inflamasi.
Beberapa bulan setelah perawatan, pembengkakan di bagian otak besar atau lobus frontal kanannya telah berkurang. Dia juga tidak mengalami kejang, meskipun masih minum obat antikejang. Tidak jelas kapan dia bisa berhenti minum obat.