Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Kelezatan makanan Jepang memang selalu menggoda lidah para penikmatnya. Beberapa di antaranya adalah daging yang disajikan dalam keadaan setengah matang atau bahkan mentah. Namun, mengkonsumsi daging mentah dalam bentuk apa pun pasti ada sejumlah risiko yang bisa ditimbulkan. Salah satunya adalah parasit yang ditemukan dalam sashimi.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan kasus baru, seorang dokter di Rumah Sakit International St. Luke di Tokyo, Jepang, menceritakan bagaimana seorang wanita berusia 25 tahun mendapatkan pengalaman mengerikan setelah makan sashimi.
Cerita bermula saat wanita yang tidak disebutkan namanya itu mengkonsumsi sashimi. Tak ada kecurigaan sedikitpun. Namun, lima hari setelah menikmati sashimi, dia harus dilarikan ke Rumah Sakit Internasional St. Luke di Tokyo karena mengalami iritasi dan rasa sakit di bagian belakang tenggorokannya.
Dokter langsung melakukan serangkaian pemeriksaan. Hasilnya, tes darah wanita itu tampak normal, dia bahkan terlihat baik-baik saja. Namun, pemeriksaan fisik yang lebih detail mengungkap adanya sesuatu yang lebih aneh di bagian tenggorokannya, sebuah benda hitam yang menggeliat di amandel kirinya.
ADVERTISEMENT
Dokter yang menanganinya kemudian mengeluarkan benda tersebut. Sebuah cacing tampak menggeliat ketika dilepaskan pada sebuah piring kecil. “Tubuh cacing itu berwarna hitam, panjang 38 milimeter, dan lebar 1 milimeter,” tulis para dokter dalam The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene.
Berdasarkan penelitian, cacing yang ditemukan merupakan larva tahap keempat dari spesies Pseudoterranova azarasi. P. azarasi adalah jenis nematoda atau cacing gelang, masih satu keluarga dengan cacing pita dan cacing herring. Cacing ini diketahui terkadang ditemukan dalam makanan sushi.
Infeksi tenggorokan sangat jarang terjadi, dari 1990-an hanya ada sekitar 700 kasus yang dilaporkan dalam literatur. Terjadi di beberapa negara seperti Jepang, negara Pasifik Utara, Amerika Selatan dan Belanda di mana sebagian besar kasus terjadi di perut.
Kendati masih merupakan anggota Anisakidae, gejala-gejala yang disebabkan P. azarasi umumnya tidak separah yang disebabkan cacing herring yang disebut anisakiasis di mana larva nematoda menempel pada lapisan kerongkongan, lambung dan usus.
ADVERTISEMENT
“Meski infeksi orofaring (tenggorokan) jarang terjadi, infeksi ini bisa menyebabkan kesemutan tenggorokan dan batuk, dengan diagnosis parasitosis orofaringeal akibat konsumsi ikan mentah, termasuk sushi dan sashimi. Kasusnya terus meningkat di seluruh dunia,” tulis para dokter seperti dikutip dari Science Alert.
Beruntung, infeksi tenggorokan umumnya lebih mudah diobati. Biasanya pasien tidak diberikan obat karena tindakan terbaik untuk mengatasi ini adalah mengeluarkan cacing dari tubuh. Mengeluarkan cacing bakal jauh lebih mudah di dalam mulut ketimbang dalam perut. Adapun wanita malang itu dinyatakan sembuh dan bisa kembali bersama keluarganya setelah cacing berhasil dikeluarkan dari amandelnya.