Cairan Perasa Vape Bisa Rusak Sistem Kekebalan Tubuh

2 Februari 2018 18:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi E-LIquids (Foto: Vaping360 via Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi E-LIquids (Foto: Vaping360 via Flickr)
ADVERTISEMENT
Salah satu keunggulan rokok elektronik atau vaporizer dibanding rokok biasa adalah rasa. Vape memungkinkan penggunanya untuk memilih cairan berbagai macam rasa yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Banyak orang beranggapan cairan perasa vape tidak berbahaya, namun tidak bagi para ilmuwan.
Namun, peneliti dari University of Rochester Medical Centre di AS mempublikasikan sebuah artikel di jurnal Frontiers in Physiology mengenai dampak kesehatan yang ditimbulkan dari perasa vape.
Para ilmuwan itu meneliti dampak dari cairan perasa vape yang memiliki kandungan seperti cinnamaldehyde, acetoin, ortho-vanillin, dan maltol. Semua itu adalah bahan kimia yang digunakan untuk menciptakan rasa seperti kayu manis, mentega, vanila, dan karamel.
Ilustrasi rokok elektrik atau vape (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rokok elektrik atau vape (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
Tim peneliti kemudian melihat bagaimana sel darah putih yang disebut monosit bereaksi pada tujuh macam perasa vape yang paling banyak dikonsumsi.
Mereka menemukan kalau perasa tersebut memproduksi senyawa yang disebut reactive oxygen species. Senyawa tersebut bisa menyebabkan kerusakan struktur sel bila masuk ke tubuh dalam konsentrasi tinggi.
ADVERTISEMENT
Sel darah putih tersebut juga memompa protein yang disebut interleukin 8 yang naik sesuai dengan dosis cairan vape yang dikonsumsi. Protein tersebut merespons sel imun tubuh bila ada infeksi atau kerusakan pada sel.
Cairan rokok elektrik ilegal dan oplosan (Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Cairan rokok elektrik ilegal dan oplosan (Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
"Perasa kayu manis, vanila, dan mentega memiliki kandungan kimia paling beracun pada sel darah putih,” kata ahli toksikologi Thivanka Muthumalage.
Apakah sel darah putih yang diteliti itu akan bereaksi sama atau tidak saat berada di dalam tubuh manusia memang masih menjadi perdebatan. Masih ada jarak antara sel darah putih yang beraksi terhadap cairan perasa vape dengan reaksi fisiologi pada kesehatan manusia.
“Sampai saat ini belum ada regulasi yang mengatur perasa vape, dan mereka dijual dengan nama seperti permen, kue, gulungan kayu manis, dan campuran misteri lainnya yang menarik perhatian pengguna vape muda,” kata penulis senior dalam studi ini, Irfan Rahman.
ADVERTISEMENT
“Penelitian ilmiah kami menunjukkan kalau perasa cairan harus punya peraturan dan di botolnya tertulis semua kandungannya. Kami mendesak regulator untuk bertindak melindungi kesehatan masyarakat.”
Tidak ada yang tahu apakah penelitian ini membawa dampak pada pengaturan vape. Namun penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengisi detail yang masih kosong dalam mengetahui pengaruh vape pada tubuh.