Canggihnya Robot Navigasi Milik Eka Hospital Bantu Tangani Operasi Skoliosis

19 September 2022 11:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Skoliosis. Foto: luckyraccoon/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Skoliosis. Foto: luckyraccoon/Shutterstock
ADVERTISEMENT
“Sepertinya ada yang aneh dengan cara berjalan anakku,” ungkapan itu sering kali didengar dan dikeluhkan kala orang tua bahkan pasien itu sendiri bertanya dan menceritakan pengalamannya kepada dokter spesialis tulang.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine dari Eka Hospital BSD, skoliosis merupakan kondisi tulang belakang yang tidak normal karena berbentuk melengkung seperti huruf C atau S.
“Biasanya skoliosis ditemukan pada usia pubertas yaitu usia 10 sampai dengan 18 tahun dan secara umum kaum wanita lebih rentan mengidap skoliosis dibandingkan pria,” ujarnya, Senin (19/10).
Penjelasan ini terkadang membawa dampak psikologis bagi pasien atau orang tua pasien pengidap skoliosis. Di benak mereka akan muncul pertanyaan selanjutnya mengapa hal ini dapat terjadi?
Dokter Luthfi menuturkan, ada 4 faktor yang dapat menyebabkan skoliosis, salah satunya adalah faktor yang tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai Skoliosis Idiopatik. Jenis skoliosis ini paling banyak diderita.
Eka Hospital memanfaatkan robot dalam operasi skoliosis. Foto: Eka Hospital
Lain lagi dengan kondisi yang disebabkan karena kerusakan bantalan dan tulang belakang yang aus seiring pertambahan usia yang disebut Skoliosis Degeneratif.
ADVERTISEMENT
Kondisi rusaknya jaringan saraf dan otot yang menyebabkan kelengkungan tulang belakang disebut dengan Skoliosis Neuromuscular. Sedangkan Skoliosis Congenital terjadi karena pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal ketika masih di dalam kandungan.
“Tentunya ada beberapa gejala yang dapat dilihat sehingga seseorang dapat didiagnosis mengidap skoliosis. Misalnya, apakah tubuh penderita condong ke satu sisi, salah satu bahu lebih tinggi, salah satu tulang belikat lebih menonjol, atau tinggi pinggang yang tidak rata,” tutur Dokter Luthfi.
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dengan sendirinya tanpa bantuan dokter spesialis tulang, karena dokter akan melakukan pengecekan lebih detail dan rinci dari gejala yang dialami pasien serta pemeriksaan secara fisik seperti meminta pasien berdiri, membungkuk, dan melihat seberapa tingkat keparahan postur tubuh yang tidak simetris.
ADVERTISEMENT
“Selain itu dokter akan memeriksa apakah ada otot dan saraf yang lemah, kaku, atau adanya refleks yang tidak normal”, papar Dokter Luthfi.
Eka Hospital memanfaatkan robot dalam operasi skoliosis. Foto: Eka Hospital
Melalui pemeriksaan fisik yang didukung oleh foto rontgen dan CT scan akan terlihat secara jelas lengkungan tulang belakang yang diderita.
Dokter Luthfi menjelaskan seseorang yang mengidap skoliosis tingkat tinggi yaitu lengkungan lebih dari 45 derajat dapat diobati dengan tindakan operasi.
Pertanyaan lanjutan biasanya didengar Dokter Luthfi “apakah operasi pada pengidap skoliosis berbahaya?”
“Operasi skoliosis adalah operasi besar pada tulang belakang dengan risiko kematian dan kelumpuhan. Namun, dengan perkembangan teknologi saat ini, risiko kematian dan kelumpuhan tersebut dapat ditekan bahkan hingga mendekati 0 persen,” jawab Dokter Luthfi.
Saat ini di Eka Hospital telah tersedia robot navigasi dan robotic spine yang berfungsi memandu dokter dalam memasukkan screw pada saat operasi.
ADVERTISEMENT
Akurasi navigasi dan robotik dalam memasukkan screw diklaim mencapai 99.9%. Selain itu, alat navigasi dan robotik ini memungkinkan operasi skoliosis dengan teknik minimal invasif atau operasi dengan luka sayatan yang lebih kecil dan risiko pendarahan yang lebih sedikit, dengan harga Rp 249 juta untuk setiap operasi skoliosis.
Layanan penyembuhan skoliosis lewat robot oleh Eka Hospital. Foto: Dok. Eka Hospital
Pembelian paket ini berlaku hingga Desember 2022 meski tindakan dilakukan di kemudian hari.
Dokter Luthfi menjelaskan penyakit skoliosis dapat disembuhkan tergantung tingkat keparahan dan gejala yang dirasakan oleh penderita. Sehingga penting untuk melakukan pengecekan sedari dini sehingga tindakan akan dilakukan secara cepat dan tepat. Hubungi dokter spesialis tulang bila Anda atau keluarga merasakan gejala skoliosis.
Sementara itu drg. Rina Setiawati selaku Chief Operating Officer (COO) Eka Hospital Grup menambahkan Eka Hospital sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan memiliki peran penting membantu masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
“Kami mengedepankan kesehatan pasien dalam pembuatan program ini. Dan Eka Hospital Group merasa memiliki kewajiban membantu pasien yang membutuhkan robot navigasi untuk segera melakukan tindakan operasi,” paparnya.